Ketua Umum Dewan Da’wah, Drs. Mohammad Siddik, MA ; “Pernyataan Prof. Dr. Said Agil Siradj Tidak Sehat dan Menyesatkan”
Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Mohammad Siddik sangat menyesalkan pernyataan Prof Dr Said Agil Siradj yang menyatakan hanya anggota Nahdhatul Ulama saja yang pantas menjadi imam mesjid, khatib-khatib, menduduki jabatan Kepala KUA Kementrian Agama dll sangatlah disesalkan dari seorang pimpinan ormas dakwah Islam seperti NU. Sebagai Ketua Umum organisasi besar mestinya NU dapat mengayomi dan bekerja sama dengan ormas Islam lainnya yang mencapai hampir ratusan sebagiannya telah berdiri jauh lebih awal dari pada berdirinya NU pada tahun 1926.
Pernyataan Dr Said Agil Siradj menunjukkan ambisi pribadinya menguasai semua posisi dan jabatan formal dan non-formal hanya untuk Nahdhatul Ulama dengan mengabaikan eksistensi dari puluhan organisasi Islam lainnya yang sama-sama beraqidah ahlu sunnah wal jamaah, banyak diantara mereka juga berpegang kepada mazhab Syafi’i sebagai ijtihad fiqh seperti yang dianut oleh NU. Sebagai orang yang berpendidikan tinggi dan pemimpin organisasi besar, Dr Said Agil Siradj hendaknya berfikir rasional dan profesional dengan mempertimbangan pendidikan dan kompentensi seseorang untuk sesuatu jabatan formal di pemerintahan atau akademik, atau jabatan dilembaga ibadah seperti imam atau khatib mesjid demi untuk mencapai kemajuan serta kecerdasan bangsa dan negara.
Pernyataan Dr Said Agil Siradj menunjukkan kenaifanya akan sejarah perjuangan dan peranan berbagai organisasi Islam di Indonesia, selain NU dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman penjajahan Belanda sejak awal abad ke 20. Sekaligus Said Agil Siradj tidak menunjukkan hikmah (wisdom) dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat dengan mengabaikan kerukunan antar Ummat Islam yang selama ini sudah terbangun.
Demikian pernyataan Mohammad Siddik yang juga didukung oleh Anggota MOI, yang mana saat ini juga beliau menjabat sebagai Ketua Presidium Majelis Organisasi Islam (MOI).
MOI merupakan suatu forum kerjasama da’wah antara organisasi Islam. Dideklarasikan pada 2012, anggota MOI adalah Mathlaul Anwar, (MA), al Irsyad al Islamiyah, Dewan Da’wah Islamiyah Indonensia, Persatuan Umat Islam (PUI), Persatuan Islam (Persis), Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), al Jam’iyyatu al Washliyah, al Ittihadiyah, Hidayatullah, Wahdah al Islamiyah, Syarikat Islam dan Badan Kerjasama Pondok Pesantaren (BKSPPI).