Insiden kericuhan di depan Masjid Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta, sudah diselesaikan sebelumnya sekelompok Pengurus PDIP melemparkan batu kearah masjid Jogokariyan dan Pengurus Masjid Jogokariyan sudah bertemu dengan Pengurus PDIP Mantrijeron.
Difasilitasi pihak kepolisian, TNI, dan kecamatan, pada Minggu (27/1), Pengurus dan pengurus bertemu untuk melakukan mediasi.
“Pengurus (PDIP) sudah minta maaf,” kata pengurus (takmir) Masjid Jogokariyan, Muhammad Fanni Rahman, Senin (27/1).
Fanni menjelaskan, insiden Minggu sore itu bermula ketika jemaah yang baru pulang pengajian melihat segerombolan pemotor. Rombongan pemotor itu membawa senjata tajam dan juga melempar batu.
“Tidak ada (batu) yang mengenai masjid, batunya banyak sampai kena tenda masjid. Masjid emang lagi pasang tenda. Untungnya (batu jatuh) di atas tenda-tenda,” kata Fanni.
Massa diketahui adalah simpatisan PDIP yang baru saja pulang dari acara dukungan bagi Jokowi – Ma’ruf Amin di Mandala Krida. Entah mengapa mereka malah datang ke Masjid Jogokariyan, mencabuti spanduk yang terpasang di sekitar masjid. Hingga kemudian massa terlibat bentrok dengan warga dan remaja masjid, sebelum akhirnya polisi datang.
“Kita tidak ingin terbawa arus itu, semua konsolidasi di masjid. Termasuk elemen-elemen laskar islam saya minta untuk siaga di tempat masing-masing. Saya sampaikan insyaallah mulai kondusif. Bentuk konsolidasi mereka tidak hanya dari Yogya luar kota pun banyak. Kita percayakan pada polisi (penangangannya),” kata Fanni.
Masjid Jogokariyan terdiri dari tiga lantai. Masjid yang menjadi masjid percontohan nasional ini berada di di Kampung Jogokariyan dan terkenal dengan upaya pemberdayaan masyarakat di sekitarnya dengan menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan.
Sumber : Kumparan