شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. asy-Syura, 13)
‘Rasul merintis, dakwah melanjutkan”, begitu pesan emas dari pelaku dakwah Pak Muhammad Natsir namanya, pada puluhan tahun yang telah lewat.
Masih membekas bagi para pelaku dakwah. Setiap masa dan kurun tertentu selalu ditahbiskan bahwa dakwah itu suatu perubahan dari satu kondisi ke kodisi yang lebih baik. Bukan karena satu kelompok dakwah itu masih berjalan hingga kini. Tapi, dakwah yang ada hari ini dan seterusnya, dengan seluruh dinamika perubahan yang ditimbulkan adalah sentuhan dari banyak pelaku dakwah baik secara individu ataupun kelompok.
Terlalu naif dan berlebihan, jika dakwah yang ada harus disematkan atau diakui oleh hanya satu kelompok dan menafikan kelompok yang lainya. Keberadaan entitas mukmin laksana bangunan yang satu, mengindikasikan bahwa dakwah ini bukan karya dan usaha kelompok tertentu.
Tak usah terlalu ‘kegeden rasa” bahwa perubahan ini karena saya, kita ataupun kamu. Masing-masing memiliki peran pada posisi dan takaran yang telah disesuaikan. Pergerakan harus berjalan terus, walaupun hanya sebuah titik putihyang boleh jadi tidak kelihatan. Tak mengapa, nanti jika sinar terang telah benar-benar menyinari benda abstrak tersebut, pasti akan muncul.
Saya, Kami dan Anda adalah kolaborasi keberbagian yang bermacam corak warna pendekatan, pesan, dan gaya. Ada arus utama yang membawa gagasan besar, adapula arus kecil yang coba membasahi kawasan tertentu agar sepadan dengan arus utamanya.
Pematang sawah itu sepertinya menghalangi air dari satu area sawah ke area yang lain. Tapi dalam kacamata petani, pematang itu adalah gambaran keadilam dalam batas dan pembagian air. Ia adalah dinding tetangga yang berusaha memberikan manfaat, agar pemilik sawah mudah melakukan pemindahan aksi. Yang jelas pematang adalah rangka penyambung antar banyak pihak.
Sejak Nabiyullah Nuh, Ibrahim, Musa dan ‘Isa, mewakili banyak rangkaian dakwah yang mewariskan nilai Rabbani hingga kini. Ummat Rasulullah. Merekalah penyambung nilai itu, saling mewariskan dan meninggalkan teladan mulia, tentang keikhlasan, kesabaran, pengorbanan, pengharapan pertolongan dan tentu kekuatan mujahadah fi dakwah.
Para pengelola dakwah sepertinya selalu mengikhtiarkan dirinya untuk merasa memiliki tanggung jawab secara maksimal, walaupun hanya bagian kecil dalam sektor penyiapan kader. Bacalah pesan penuh semangat, terjaga dalam kesolidan gerak dilapangan, terkirim ke kamar pesan milikku dan saya yakin masuk juga ke banyak pihak. Pesannya,
“Bismillaah. Diinfokan kpd seluruh Dosen Kampus Putra yang besok ada jadwal mengajar perkuliahan (Selasa, 14 Februari 2023), bahwa Perkuliahan Di Kelas DILIBURKAN, dikarenakan seluruh mahasiswa (semester 2,4,dan 6) diwajibkan kerja bakti dan Seluruh mahasiswa semester 8 ikut Ujian Komprehensif. TTD BAAK Kampus Putra”.
Ingat! Perjalanan masih jauh, kuatkan persaudaraan antara Saya, Kita dan Kamu. Bentuknya bisa dimulai dari yang paling ringan, meningkat dan seterusnya. Jangan mudahk mengklaim diri bahwa dakwah disini karena Saya, Kami dan Kamu.
Jejak warisan pasti telah beredar dalam hawa desa, kota dan dimanapun manusia tinggal. Frekuensi modulasi ataupun ante meredium dapat saling inter-koneksi karena jejaring yang berwarna -warni. Mereka saling berkontribusi sesuai minat dan bakat.
Kurangi berkata, ini karena Saya, Kami dan Kamu. Padahal kita hanya melanjutkan saja, semampunya. Semoga menghasilkan manfaat dan keberkahan. Ingat, Saya, Kami dan Kamu itu penting dalam transformasi nilai dan sosial, tapi bukan segalanya.
Pinggiran Jkt, 13/2/23
Sumber : Catatan Ust. Ahmad Misbahul Anam