إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ…
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri …” (QS al-Isrâ/ 17: 7)
Manfaat, respon balik terhadap suatu perilaku tertentu. Jika seseorang berbuat kebaikan maka kembalinya adalah kebaikan yang sama, walupun boleh jadi dalam bentuk yang lain. Demikian juga dengan suatu kejahatan, ia akan kembali kepada kejahatan pula, dalm bentuk yang lain. Manfaat dunia, akan dipantulkan saat kembali ke akhirat. Manfaat itu jangkanya panjang, memang ada yang langsung.
Soal apa yang dilakukan seorang juru dakwah, penilaian dan respon masyarakat untuk mengikuti atau menolak, biasanya amat terkait dengan, “Apa manfaat bagiku”. Seperti dalam transaksi, ada untung atau tidak jika saya memgambilnya. Sesuatu yang wajar, surga dan neraka adalah balasan, manfaat yang terhubung dengan kehidupan manusia. Semoga husnul khatimah adalah manfaat dari keridhaan Allah atas amal kita.
Rasulullah berpesan,
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-Ausath, juz VII, hal. 58, dari Jabir bin Abdullah r.a.. Dishahihkan Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam kitab: As-Silsilah Ash-Shahîhah)
Mengetengahkan hal yang bermanfaat adalah semangat seorang Muslim, seorang juru dakwah dalam gerak hidupnya. Menghitung apa yang dilakukan ada nilai manfaat yang positif perlu dikedepankan, disamping yang negatif perlu dipertimbangkan. Jadi, tidak sekedar melakukan. Lakukannlah apa yang ada manfaat. Terlebih jika kita memperhatikan Juru Dakwah Utama memperbikan pesan,
… وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
“… dan barangsiapa (yang bersedia) membantu keperluan saudaranya, maka Allah (akan senantiasa) membantu keperluannya.” (Hadits Riwayat Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, juz III, hal. 168, hadits no. 2442 dan Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 18, hadits no. 6743 dari Abdullah bin Umar r.a)
Menunjukkan jalan yang benar adalah sebuah kepedulian sosial. Setiap orang ingin selalu dalam kondisi baik, terhindar dari musibah yang menghancurkan dirinya. Manusia ingin selamat, dengan demikian dapat melakukan berbagai hal positif untuk kehidupannya. Dakwah adalah pembebasan diri, melepaskan cengkeraman kejahilan dan cahaya. Menghilangkan debu dosa dengan ampunan.
Seorang dai berusaha dan masuk dalam perhelatan meraih cahaya, hidayah dari Allah. Memberikan cara bagaimana hidayah itu datang dan mempengaruhi jiwa yang gersang. Semakin banyak hidayah itu menyinari dan diserap, semakin manfaatlah sang juru dakwah. Jadi, kehebatan juru dakwah bukan pada penampilan semata, tapi apa yang manfaat bagi warga binaanya.
Mengapa Rasul disebut manusia seperti yang lainya? Agar ia dapat ditiru oleh sesamanya. Disinilah hikmat yang ingin dipesankan secara tersurat. Sepanjang kita masih memiliki kesamaan status manusia, kesempatan memberikan manfaat masih terbuka lebar. Seakan ingin dikatakan, manusia dikenali karena manfaatnya. Asal masih memberikan manfaat, lakukan saja, tak perlu bawa-bawa perasaan.
Pesan Rasulullah SAW menguraikan dorongan mengambil manfaat dan memberikan manfaat,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.
“Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca al-Qur’an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang ketinggalan amalnya, maka nasabnya tidak juga meninggikannya.” (Hadits Riwayat Muslim, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 71, hadits no. 7028, dari Abu Hurairah r.a.).
Allah telah memberikan kita berbagai potensi untuk berbuat yang baik, semoga ia memiliki manfaat untuk kehidupan diri kita dan juga orang lain. Disinilah nilai seorang dai diukur, ada manfaat atau sebaliknya. Bermanfaat pada hal yang positif.