UNTUK SAUDARA-SAUDARA KU.
Oleh : KH. Mukhlis Solihin
Menghadapi mushibah yang melanda ummat ini, telah dilakukan ikhtiar zahir berupa upaya sosial distancing, menjaga pola hidup sehat dengan konsumsi vitamin, menjaga kebersihan, kebugaran dan lain-lain. Hal iitu sangat penting sebagai amanah dari Allah, karena Allah telah beri kita pengetahuan melalui para ahli dibidangnya. Kita tidak boleh mengesampingkan ilmu yang Allah beri melalui apa yang kita dengar, kita lihat dan kita alami. Menerjangnya berarti kita melanggar larangan Allah Subhanahu wa ta’ala.
(….. وَلَا تُلۡقُوا۟ بِأَیۡدِیكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوۤا۟ۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِینَ)
” Dan janganlah kamu jatuhkan dirimu dalam kebinasaan. Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”
[Surat Al-Baqarah 195]
Namun perlu di sadari sepenuhnya, usaha itu tidak berdiri sendiri, bukanlah satu-satunya sebab keselamatan, karena segalanya ditentukan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh sombong dengan ikhtiar yang kita lakukan, meski telah ber sungguh-sungguh. Kita tetap tawadlu’ (merendah) dan senantiasa berharap pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala tanpa harus panik atau terlalu takut.
Selain itu, kita memperbanyak istighfar, kalau-kalau dosa kita ikut andil jadi penyebab turunnya mushibah dan peringatan dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
Ini bisa kita lakukan dengan jalan menghayati do’a-do’a yang kita panjatkan ketika shalat, karena sebahagian besar bacaan shalat kita adalah permohonan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar dosa-dosa kita diampuni. Atau secara terpisah memohon ampun dengan do’a-do-a istighfar disaat-saat diijabahnya do’a.
Selain ikhtiar zahir tidak kalah pentingnyanya ikhtiar ruhiyah, yaitu Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan menjauhi dosa-dosa.
Menjaga lidah atau tulisan yang akan menyinggung saudara kita dan dapat merusak silaturrahim. Berusaha hidup lurus menjauhi kecurangan dan makshiyat agar jauh dari murka Allah Subhanahu wa ta’ala.
Melakukan ibadah wajib dengan kesungguhan dan penghayatan agar sampai kepada tujuan ibadah itu, yang diantaranya menjadikan kita merasa dekat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan merasa dekat dengan perlindungannya.
Juga meningkatkan upaya dengan ibadah-ibadah yang dianjurkan, seperti ; Memperbanyak shalat sunnah, tilawah al-qur’an dan penghayatan maknanya. Infak dan shodaqoh bagi yang lapang, puasa sunnah dan lainnya.
Juga meniyatkan semua kebaikan yang dapat kita lakukan dimasa datang bila sakarang belum sa’atnya. Seperti berencana melakukan ibadah Ramadlon dengan sungguh-sungguh, berzakat jika sampai nisabnya, dan ikut berqurban jika lapang.
Sebelum dilaksanakan, jika tekat kita sungguh-sungguh (Allah maha tahu) tentu akan mendekatkan kita pada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Dan jangan lupa berdo’a, sambil menyatakan ketidak mampuan kita. Kiranya Allah Subhanahu wa ta’ala menolong kita, mengangkat wabah dan memberi kemampuan pada kita mengambil pelajaran dari hikmah ujian yang diberikannya.
Baarokallahu lii walakum.