ADAB TERHADAP ALLAH
Oleh : K.H. Komiruddin, Lc (Anggota Dewan Syuro Dewan Dakwah Lampung)
Jika suatu hari kita ingin mengajukan permohonan dan mendapatkan kesempatan untuk bertemu seorang pejabat, kira-kira apa yang akan kita lakukan? Tentu kita akan mempersiapkan segala sesuatu untuk pertemuan penting tersebut. Beberapa persiapan itu diantaranya : Pertama, proposal yang menjelaskan maksud dan tujuan kita.
Kedua, datang ke tempat pertemuan beberapa menit sebelum waktu yang sudah ditentukan.
Ketiga, memakai pakaian yang layak dengan siapa kita akan bertemu.
Keempat, masuk ke ruangan pejabat tersebut dengan penuh khusuk dan tawadhu.
Kelima, menyampaikan keinginan dengan bahasa yang sopan dan dapat dimengerti sambil menunjukan harapan.
Itu di antara tata krama yang harus kita miliki jika kita menghadap seorang pejabat di dunia dan mengajukan sebuah permohonan. Padahal tidak ada jaminan permohonan kita itu akan dikabulkan.
Bandingkan dengan tata krama kita ketika menghadap Allah setiap kita akan melaksanakan ibadah shalat. Kadang atau tepatnya lebih sering kita shalat tidak membawa proposal, tidak tepat waktu, berpakaian ala kadarnya, masuk ke masjid dengan perasaan gelisah dan ingin cepat-cepat keluar, dan kadang tergesa-gesa dalam gerakan dan bacaan.
Padahal dalam shalat itu Allah telah menjamin terkabulnya apa yang diminta hamba-Nya.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur’an di dalamnya, maka shalatnya masih mempunyai hutang, tidak sempurna” Tiga kali. Ditanyakan kepada Abu Hurairah, ” Kami berada di belakang imam?” Maka dia menjawab, “Bacalah Ummul Qur’an dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, dan hambaku mendapatkan sesuatu yang dia minta. Apabila seorang hamba berkata, ‘Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.’ Maka Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Pemilik hari kiamat.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiku.’ Selanjutnya Dia berkata, ‘HambaKu menyerahkan urusannya kepadaKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Hanya kepadaMulah aku menyembah dan hanya kepada-Mu lah aku memohon pertolongan.’ Allah berkata, ‘Ini adalah antara Aku dengan hambaKu. Dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta’. Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Berilah kami petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula orang-orang yang sesat.’ Allah berkata, ‘Ini untuk hambaKu, dan hambaKu mendapatkan sesuatu yang dia minta’.” (HR Muslim Nomor 598)
Jika kita memahami ini, maka marilah kita perbaiki kualitas shalat kita. Usahakan di awal waktu dan berjamaah, memakai pakaian yang layak, mengucapkan permohonan kita dengan penuh khusuk dan penghayatan dan jangan tergesa-gesa dalam setiap gerakan. Semoga dengan demikian Allah memberkahi kehidupan kita.
Natar, 3 Desember 2021