وَٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَٰهُ إِلَىٰ بَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ كَذَٰلِكَ ٱلنُّشُورُ
Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (QS. Surat Fatir Ayat 9)
Angin menggerakkan awan, jadilah hujan, saat turun mempertemukanya dengan bumi. Bumi yang telah tandus berubah kondisi, suburlah ia. Bahagialah manusia, karena karunia telah turun. Perumpamaan yang indah, ternyata siklus hujan dan panas dipengaruhi oleh pergerakan angin. Siang hari ada angin darat, mengantar orang ke rumah. Malam ada angin laut, mengantar orang mencari rizky.
Jikalah boleh mengandai, begitu pula seorang dai. Ia mengantarkan masyarakat menunju tempat yang dituju, tempat kebahagiaan , berpindah dari zona merah ke zona putih. Dari lembah kemungkaran menuju lembaik kema’rufan. Ia ibarat angin, hujan yang memberikan kabar gembira. Angin, selalu mengalir kemanapun yang dia suka, hukum angin tak sama dengan hukum air.
Angiin lebih luas cakupannya. Jika air mengalir dari atas ke bawah, dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, tak begitu dengan angin. Ia bisa kemanapun, tentu tetap dengam koridor ilmu Allah. Angin bahkan mengisi seluruh ruang kagad raya ini. Jika disitu ada kehidupan, disitulah angin bertempat.
Begitupula selayaknya seorang dai menjalani hari-harinya. Ia tak pernah berhenti bergerak, menyasar kemana-mana. Ia punya tujuan yang jelas, menggerakkan awan menjadi hujan. Menggerakkan warga agarvmau berubah. Ia akan mendorong terus, baru berhenti kalau dai sendiri telah merasa cukup.
Dalam Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah Ketahuilah wahai manusia bahwasanya Allah sajalah yang mengirimkan angin dan mengalirkannya, yang kemudian menggiring awan dan berkumpul sebagian atas sebagian yang lainnya, Allah turunkan (hujan) bagi negeri yang mati dengan tidak ada tumbuhan padanya, tidak juga pertanian. Allah memerintahkan hujan turun atas negeri tersebut; Allah hidupkan negeri tersebut dengan hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan di tanahnya dan menghijau setelah kering tanahnya serta kekurangan hujan. Begitu juga Allah hidupkan seorang hamba setelah kematian mereka, dan dibangkitkan untuk dibalas dan di hisab; Sebagaimana Allah hidupkan tanah yang kering ini setelah matinya.
Seorang hamba yang telah mati dan mengeras perlu stimulus agar ia bisa hidup dengan sesungguhnya. Dain menempati posisi angin, mengubah cuca panah menjadi dingin, dengan mendorong awan ketempatnya, jadilah hujan. Tak usah menjadi angin, tetaplah menjadi da’i yang selalu mengantarkan dan membina jamaah menuju gerbang kebahagiaan.