“Awas, ya… Jangan sampai kamu ngajak-ngajak yang lain…!” ancam kakak-kakakku saat aku pulang ke tanah kelahiranku di Nusa Tenggara Timur sana. Kepulanganku dari Lampung dengan sudah mengenakan hijab membuat tak satupun keluargaku mau mendekatiku, kecuali ibuku. Beliau yang menemaniku tidur setiap malamnya. Aku tak menemukan lagi kenyamanan di tengah keluargaku, sampai akhirnya aku memilih kembali ke tempat kerjaku di Lampung ini.
Segala ancaman dan bujuk rayu kakak-kakakku, tak membuatku goyah dalam keyakinanku yang baru ini. Justru membuatku semakin yakin dengan pilihan hidupku.
*
Inilah sepenggal kisah seorang mualaf yang pada Sabtu, 4 Februari 2023 hadir di Aula Dewan Da’wah Lampung saat berlangsungnya pertemuan bertajuk Thalabul ‘Ilmi Mu’alaf.
Hadir 16 mualaf perwakilan 28 halaqah dari Gisting, Kabupaten Tanggamus. Mereka ini adalah para mualaf binaan Ust. Yansen Salahuddin Nusyir dan Umi Desi. Dengan mencontoh cara Rasulullah saw bagaimana mengislamkan umatnya, sepasang suami istri yang gigih ini berkunjung ke rumah-rumah dalam rangka mengajak manusia kembali ke fitrahnya.
Telah banyak yang disyahadatkan oleh beliau. Bukan hanya mensyahadatkan, namun Ust. Yansen bersama istrinya melanjutkan dengan pembinaan rutin untuk para mualaf ini. Mereka harus dikuatkan agar mereka tak goyah dengan keyakinan barunya. Mereka juga harus dituntun untuk menjalankan ibadah harian. Tugas inilah seharusnya yang dilakukan oleh seorang pendakwah; bahwa berdakwah bukan hanya ke dalam (ke sesama muslim), tapi juga mengajak manusia kembali kepada fitrahnya.
Hadir pula 5 mualaf yang tinggal di Bandar Lampung. Kebanyakan mereka belum rutin dibina. Tak mudah menyadarkan para mualaf untuk belajar tentang Islam. Namun pendakwah juga bisa mencontoh Rasulullah saw dengan berkunjung ke rumah-rumah.
Acara setengah hari yang dibuka oleh Ust. M. Yani Marjas selaku wakil ketua Dewan Da’wah Lampung ini, merupakan pertemuan awal bagi pembinaan mualaf di Dewan Da’wah Lampung. Program pembinaan mualaf ini diadakan dalam rangka menjalankan salah satu fungsi Dewan Da’wah, yaitu mengawal aqidah umat.
Ust. Ansori selaku sekretaris umum Dewan Da’wah Lampung menyemangati para mualaf ini dengan menjadikan mereka sebagai da’i dan daiyah, bukan lagi sebatas mualaf.
Seperti yang dikatakan Ust. Yansen “Seseorang itu dikatakan mualaf, ketika belum 2 tahun dia bersyahadat dan itu harus dibarengi dengan pembinaan terus-menerus.”
Hadir pula dalam acara ini para pengurus Muslimat Dewan Da’wah Lampung. Pertemuan perdana ini bukan hanya sebagai sarana perkenalan para mualaf, tapi juga sebagai sarana pembelajaran bagi para daiyah Muslimat yang selama ini hanya berdakwah di lingkungan sendiri.
Yeni Widarsih selaku sekretaris Muslimat Dewan Da’wah Lampung yang mewakili Bidang Mualaf juga mengatakan pada akhir acara bahwa peran mualaf sekarang ini bukan hanya lagi untuk dirinya, tapi juga sudah sebagai da’i dan daiyah bagi umat. “Para mualaf binaan Ust. Yansen ini nantinya akan diperkenalkan dengan Muslimat Dewan Da’wah Kabupaten Tanggamus agar bisa bersinergi dalam menjalankan tugas dakwah keluar maupun ke dalam”, ujar Yeni memaparkan rencana program selanjutnya.
Menutup rangkaian acara hari ini adalah penyerahan bingkisan dari LAZNAS Dewan Da’wah Lampung untuk seluruh mualaf yang hadir berupa sebuah Alquran dan buku tuntunan cara solat. Acara yang difasilitasi oleh LAZNAS Dewan Da’wah Lampung ini pun ditutup dengan sesi foto bersama. Semoga para mualaf ini pulang dengan membawa kesan yang baik dalam komunitas barunya sebagai motivasi untuk istiqamah.