• Profil
  • Struktur
  • Visi & Misi
Tuesday, June 24, 2025
Dewan Dakwah Lampung
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Dewan Dakwah
    • Berita Dunia Islam
    • Berita Nasional
  • Kiprah Dai
  • Tazkiyah
    • Cerpen
    • Hikmah
    • Keluarga
    • Pemuda
    • Puisi & Syair
  • Konsultasi
    • Fatwa
  • Fiqh Zakat
  • Pendidikan
    • ADI LAMPUNG
    • QURANIC SCHOOL DEWAN DA’WAH LAMPUNG
    • PPTQ DEWAN DA’WAH KEMILING
    • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Kolom Foto
  • HAJI & UMROH
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Dewan Dakwah
    • Berita Dunia Islam
    • Berita Nasional
  • Kiprah Dai
  • Tazkiyah
    • Cerpen
    • Hikmah
    • Keluarga
    • Pemuda
    • Puisi & Syair
  • Konsultasi
    • Fatwa
  • Fiqh Zakat
  • Pendidikan
    • ADI LAMPUNG
    • QURANIC SCHOOL DEWAN DA’WAH LAMPUNG
    • PPTQ DEWAN DA’WAH KEMILING
    • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Kolom Foto
  • HAJI & UMROH
No Result
View All Result
Dewan Dakwah Lampung
No Result
View All Result
Home Featured

4 Politisi Islam antara Perjuangan dan Kesederhanaan Hidup

admin by admin
29 January 2019
4 Politisi Islam antara Perjuangan dan Kesederhanaan Hidup
0
SHARES
25
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

4 Politisi Islam antara Perjuangan dan Kesederhanaan Hidup

Hamka hidupnya sangat sederhana. Rumahnya pernah bocor dan tidak memiliki biaya yang cukup untuk menambalnya

Politisi Islam antara Perjuangan dan Kesederhanaan Hidup
Hubungan erat: M Natsir bersama Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini (Mufti Palestina) dan Hassan Al-Hudaibi adalah Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

DI NUSANTARA, umat Islam perlu bersyukur karena pernah memiliki politisi yang memadukan semangat perjuangan dan kesederhanaan. Para politisi Islam –yang kemudian menjadi pahlawan nasional– kala itu rata-rata hidupnya bersahaja dan memiliki etos perjuangan luar biasa.

  1. Agus Salim

Suatu ketika, Kasman Singodimejo dalam buku “100 tahun Haji Agus Salim” (1996: 163, 175) ketika melihat secara langsung kondisi Agus Salim yang mengontrak di gang yang jalannya becek dan sempit, beliau pernah mengatakan, “Leiden is lijden.” (memimpin itu menderita).  Kata-kata ini lahir setelah melihat kemelaratan “The Grand Ould Man”, KH. Agus Salim, seorang politisi muslim kawakan dan dikenal sebagai ulama yang penuh kesederhanaan.

Diplomat jenaka ini selama hidupnya memilih hidup sederhana. Walau ada kesempatan untuk menjadi kaya, namun selama hidupnya melarat. Tempat tinggalnya selalu berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain. Bahkan, pernah istrinya muntah-muntah di tempat kontrakan yang WC-nya sedang rusak.

Meski begitu, perjuangan beliau sangat besar bagi bangsa ini. Sebagai contoh, beliau sukses melakukan diplomasi ke luar negri, sehingga kemerdekaan Indonesia bisa diakui di tingkat internasional.

2. M. Natsir

Selain Agus Salim, teladan kesederhanaan juga didapat dari figur Mohammad Natsir. Artawijaya dalam buku “Belajar dari Masjumi” (2014: 145) mencatat bahwa saat Natsir menjadi Perdana Mentri RI Pertama dan Menteri Penerangan pada masa Sutan Sjahrir, tak sungkan-sungkan untuk pulang ke rumah naik becak, sehabis jam kerja.     Sosok yang dikenal santun ini –selama hidupnya- walaupun pernah menjadi Menteri Penerangan  bahkan Perdana Menteri, memilih hidup bersahaja daripada mewah. Padahal, dengan jabatan yang dimiliki, bisa saja –dan itu masih dalam batas wajar- beliau menggunakan fasilitas yang ada. Namun, murid A. Hassan ini tetap mempertahankan gaya hidup sederhana.

Hal menarik yang masih terkait dengan kesederhanaan Pendiri DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia) ini, George Mc Turnan Kahin, seorang sejarawan berkebangsaan Amerika, pernah menyaksikan secara langsung Sang Maestro Dakwah saat di Yogyakarta pada tahu 1948. Betapa terkejutnya Kahin ketika melihat Natsir memakai kemeja yang ada tambalannya. Padahal, saat itu beliaumenjabat sebagai Menteri Penerangan (Republika, 100 Tahun Muhammad Natsir, 118-119).

Pola hidup sederhana ini juga diceritakan oleh Sitti Muchliesah, anak sulung Natsir. Suatu hari, ayahnya pernah menolak sumbangan mobil Chevrolet Impala dari tamu yang berasal dari Medan. Rupanya Natsir menolaknya dengan halus, dan merasa cukup dengan mobil DeSoto kusam miliknya sendiri. Bagi Natsir –yang saat itu masih menjadi anggota parlemen dan pemimpin fraksi Masyumi- dirinya tak berhak menerimanya. Di samping itu, mobil yang dipunya dirasa cukup (Majalah Tempo, Volume 37, hal. 65).

Saat Natsir mundur dari jabatan Perdana Menteri tahun 1951, ia tidak mau menerima sisa dana taktis hak Perdana Menteri yang disodorkan oleh skretarisnya, Maria Ulfa. Akhirnya dana itu dilimpahkan ke koprasi karyawan. Bahkan, beliau pernah meninggalkan mobil dinas di istanah presiden dan pulang dengan mengendarai sepeda ontel dengan sopirnya (Artawijaya, 2014: 145).

Lebih dari itu, saat mendapat Jaizat Al-Malik Faisal Al-‘Alamiyat (The King Faisal Award) beliau memperoleh piagam, medali emas, dan uang sebesar 100 ribu riyal. Menariknya, uang sebanyak itu tidak dipakai sendiri. Tapi, diserahkan ke kasir DDII untuk dibagikan ke seluruh karyawan di setiap biro dan unit DDII. (M. Dzulfikriddin, “M. Natsir dalam Sejarah Politik Indonesia: Peran dan Jasa Mohammad Natsir dalam Dua Orde Indonesia”, 2010).

Perjuangan Natsir untuk negeri ini tidaklah kecil. Ketika bangsa ini di ambang perpecahan serius akibat dipecah oleh penjajah Belanda menjadi negara-negara kecil, beliau memperjuangkan persatuan dengan ide yang dikenal dengan “Mosi Integral Natsir” yang membuat bangsa ini utuh dalam bingkai NKRI.

3. Buya Hamka

Masih dalam buku yang sama (2011: 216), kita akan menemukan teladan kesederhanaan dari Buya Hamka. Dalam buku ini diceritakan bahwa sebelum menjadi ulama yang populer, Hamka hidupnya sangat sederhana. Rumahnya pernah bocor dan tidak memiliki biaya yang cukup untuk menambalnya.

Meski demikian beliau tidak pernah meratapinya. Akhirnya harus ditadahi dengan ember. Ketika air semakin parah masuk ke dalam rumah. Malah istrinya membuat kapal dari kertas untuk bermain kapal-kapalan dengan anak-anaknya di atas baskom penampungan air. Luar biasa. Walau hidup sangat bersahaja, bahkan bisa dibilang melarat, beliau bersama tidak pernah meratap, malah mencari cara untuk mengubahnya sebagai kebahagiaan.

Saat agresi militer Belanda yang ke-2 meletus, beliau bergerilya di Maninjau, Sumatra, untuk berjuang melawan penjajah. Ini menunjukkan bahwa beliau adalah pejuang muslim tulen yang berkontribusi besar bagi kemerdekaan negeri ini. Ketika Indonesia merdeka secara paripurna, kiprahnya dalam ranah politik adalah ketika menjadi anggota konstituante. Di situ beliau memperjuangan aspirasi Islam, mewakili Masyumi.

4. Syafruddin Prawiranegara

Dalam buku “Presiden Prawiranegara Kisah 207 Hari Syafruddin Prawira Negara Memimpin Indonesia” (Basral, 2011: 25), Pahlawan Nasional Syafruddin Prawiranegara, Mentri Keuangan, begitu bersaha hidupnya sampai suatu hari tidak bisa membelikan gurita atau popok buat anaknya.

Ketika menjadi Menteri Keuangan ada peristiwa yang dikenal dengan “Gunting Syarifuddin”. Beliau juga dikenal sebagai  Pimpinan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) Pada 19 Desember 1948. Untuk sementara waktu menggantikan presiden Soekarno, akibat agresi militer Belanda, hingga negara stabil kembali. Menariknya, ketika negara kembali stabil, dengan legawa beliau berikan kembali jabatan itu. Kelak beliau menjadi politisi Masyumi bersama Natsir dan kawan-kawan.

Sebenarnya, masih banyak contoh-contoh lain dari pahlawan negeri. Namun, contoh-contoh tersebut penulis pikir cukup untuk meneladani perjuangan dan kesederhanaan politisi muslim di negeri ini. Meski kehidupan mereka bersahaja, tapi persembahan mereka untuk negeri ini tidaklah sederhana. Kita bisa menikmati kemerdekaan hingga detik ini –setelah rahmat Allah- tentu karena perjuangan tulus mereka.*/Mahmud Budi Setiawan

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar

Sumber : Hidauatullah.com

Komentar

Previous Post

Ahok bebas , Ahmad Dhani Dipenjara

Next Post

Usai melempari Masjid Jogokariyan , Perwakilan Pengurus PDIP meminta maaf

Next Post
Usai melempari Masjid Jogokariyan , Perwakilan Pengurus PDIP meminta maaf

Usai melempari Masjid Jogokariyan , Perwakilan Pengurus PDIP meminta maaf

Please login to join discussion

IKUTI KAMI

Terbaru

  • Wakaf dan Proyek Peradaban: Saatnya Umat Bangkit dari Sedekah Sesaat ke Sedekah Strategis
  • Hari Kedua Munaqosah Santri Diuji Hafalan Mutqin Antara 6 Hingga 15 juz
  • Hebat! Santri PPTQ Dewan Dakwah Ujian Terbuka Hafidz 30 Juz dalam Sehari Tanpa Melihat Mushaf!
  • Catatan Samping Perjalanan Haji (7)
  • Catatan Samping Perjalanan Haji (6)
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tanamkan Nilai Cinta NKRI , Santri Dewan Dakwah Salat Gaib untuk Awak KRI Nanggala 402

Tanamkan Nilai Cinta NKRI , Santri Dewan Dakwah Salat Gaib untuk Awak KRI Nanggala 402

27 April 2021
Selamat berdakwah !

Selamat berdakwah !

25 April 2021
Kemitraan dalam dakwah

Kemitraan dalam dakwah

22 April 2021
Keterbatasan seorang Dai

Keterbatasan seorang Dai

28 April 2021
MK Putuskan Tolak Gugatan Ahmadiyah Terhadap UU Penistaan Agama

MK Putuskan Tolak Gugatan Ahmadiyah Terhadap UU Penistaan Agama

0
Ustadz Dr. Jeje Zainuddin : Daftar Penceramah Tak Berpengaruh bagi Dai yang Ikhlash

Ustadz Dr. Jeje Zainuddin : Daftar Penceramah Tak Berpengaruh bagi Dai yang Ikhlash

0
PETA GERAKAN PENERBITAN KAUM KIRI (KOMUNISME) DI INDONESIA

PETA GERAKAN PENERBITAN KAUM KIRI (KOMUNISME) DI INDONESIA

0
Tiga Alasan Kenapa Kita Harus Menolak Syiah

Tiga Alasan Kenapa Kita Harus Menolak Syiah

0
Wakaf dan Proyek Peradaban: Saatnya Umat Bangkit dari Sedekah Sesaat ke Sedekah Strategis

Wakaf dan Proyek Peradaban: Saatnya Umat Bangkit dari Sedekah Sesaat ke Sedekah Strategis

20 June 2025
Hari Kedua Munaqosah Santri Diuji Hafalan Mutqin Antara 6 Hingga 15 juz

Hari Kedua Munaqosah Santri Diuji Hafalan Mutqin Antara 6 Hingga 15 juz

29 May 2025
Hebat! Santri PPTQ Dewan Dakwah Ujian Terbuka Hafidz 30 Juz dalam Sehari Tanpa Melihat Mushaf!

Hebat! Santri PPTQ Dewan Dakwah Ujian Terbuka Hafidz 30 Juz dalam Sehari Tanpa Melihat Mushaf!

29 May 2025
Catatan Samping Perjalanan Haji (7)

Catatan Samping Perjalanan Haji (7)

22 May 2025

Recommended

Sedikit Sombong Ngga’ Masuk Surga?

Sedikit Sombong Ngga’ Masuk Surga?

13 February 2019
Menyelaraskan Ikhtiar Menolak Corona

Menyelaraskan Ikhtiar Menolak Corona

24 March 2020

 

Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35147
Telp. (0721) 772893

Kategori

  • Berita
  • Berita Dewan Dakwah
  • Berita Dunia Islam
  • Berita Nasional
  • Cerpen
  • Fatwa
  • Featured
  • Fiqh Zakat
  • Hikmah
  • Info Lazis
  • Keluarga
  • Khutbah Jumat
  • Kiprah Dai
  • Kolom Foto
  • Konsultasi
  • Laznas
  • Live
  • Pemberdayaan
  • Pemuda
  • Pendidikan
  • PPTQ DEWAN DA'WAH KEMILING
  • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Program Pilihan
  • Puisi & Syair
  • QURANIC SCHOOL OF DEWAN DA'WAH
  • Tak Berkategori
  • Tazkiyah
  • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Profil
  • Struktur
  • Visi & Misi

© 2021 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Provinsi Lampung

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Dewan Dakwah
    • Berita Dunia Islam
    • Berita Nasional
  • Kiprah Dai
  • Tazkiyah
    • Cerpen
    • Hikmah
    • Keluarga
    • Pemuda
    • Puisi & Syair
  • Konsultasi
    • Fatwa
  • Fiqh Zakat
  • Pendidikan
    • ADI LAMPUNG
    • QURANIC SCHOOL DEWAN DA’WAH LAMPUNG
    • PPTQ DEWAN DA’WAH KEMILING
    • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Kolom Foto
  • HAJI & UMROH

© 2021 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Provinsi Lampung