عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ، قَالَ: لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المدينة انْجَفَلَ النَّاسُ إليه، فجِئْتُ في النَّاسِ لأَنْظرَ فيه، فلمَّا استبنت وجْه رسول الله صلى الله عليه وسلم عرَفتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ، فكان أوَّلُ ما تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلامٍ
Dari ‘Abdullah bin Salam, ia berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, orang-orang segera pergi menuju beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (karena ingin melihatnya). Ada yang mengatakan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah datang, lalu aku mendatanginya ditengah kerumunan banyak orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pembohong. Dan yang pertama kali beliau ucapkan adalah, ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.’” (HR. at-Tirmidzi)
Soal bicara, semua orang bisa menyampaikan. Soal penampilan everyone can do it. Soal hati siapa yang tahu, hanya dirinya dan Allah yang tahu. Yang jelas, setiap orang akan selalu meninggalkan pesan, sementara yang lainya menerima pesan.
So pasti, seorang dai akan selalu memberikan pesan untuk dirinya dan untuk orang lain. Pesan adalah warisan. Pesan juga sebuah senjata. Nabi berpesan, “Aku tinggalkan 2 hal untuk kalian, dimana kalian tidak akan tersesat selamanya, sepanjang kalian berpegang dengannya. Kitabullah dan sunnah rasul”.
Bagi seorang dai, senjata yang telah dipilihkan oleh Rasul kepadanya, terangkaum dalam hadist diatas.
1. sebarkanlah salam,
2. berikan makan,
sambunglah silaturrahim,
3. shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan selamat.’