KEMULIAAN HIDUP
Oleh: Ust. Ansori, S.P.
Dalam S. Ali ‘Imran: 191 dikatakan bahwa Allah menciptakan alam ini tidaklah dengan sia-sia. Pastilah ada tujuannya. Allah mengenali setiap makhlukNya. Karena, milik Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi ini, seperti yang tertulis dalam S. An Najm: 31.
Allah telah menciptakan alam dengan segala ketentuannya. Alam bekerja sesuai dengan wataknya. Alam patuh kepada Allah, tidak berubah-ubah sekehendaknya. Hal ini berbeda dengan makhluk yang hidup.
Makhluk hidup berubah-ubah mengikuti prosesnya. Allah pun sudah memprogramkan hal itu dalam Lauhul Mahfudz.
Setiap makhluk hidup butuh akan 8 hal ini; yaitu oksigen, cahaya, makanan, air, tempat tinggal, gerak, seksual, dan kesenangan. Ini menjadi ciri khas makhluk hidup.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup ini kita hanya harus berusaha semampunya. Karena rejeki itu sudah ditetapkan oleh Allah.
Dalam S. An Najm: 39, 40, dan 41, Allah katakan bahwa seorang manusia tidak akan memperoleh, selain apa yang telah diusahakannya; dan bahwasanya apa yang diusahakan itu kelak akan diperlihatkan kepada manusia tersebut. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna dari Allah.
Allah gunakan kata an naas di ayat ini, karena aturan Allah ini berlaku untuk semua manusia. Allah tidak bedakan apakah manusia itu kafir atau beriman. Allah akan berikan hasil usaha setiap manusia.
Allah tidak bicara keikhlasan di sini. Allah hanya perintahkan, kerjakan saja semampu manusia. Karena kebutuhan hidup sudah dijamin oleh Allah. Walaupun demikian, manusia harus tetap berusaha.
Selanjutnya mengenai kualitas hidup. Dalam S. Al Baqarah ayat 30, dikatakan bahwa Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi.
Dalam menjalankan perannya sebagai khalifah, sebuah hadits menyatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya; khairunnaas anfa’uhum linnaas. Status khairunnaas bisa diperankan oleh setiap manusia. Tidak dibatasi hanya untuk mukmin atau muslim saja. Setiap orang bisa memberi manfaat untuk orang lainnya.
Tapi, dikatakan pula dalam Alquran, bahwa barangsiapa yang beriman, maka Allah akan berikan kehidupan yang baik.
Karena itu, selain kita berusaha memberi manfaat kepada manusia lainnya (eksis), kita juga harus menjaga keimanan.
Senantiasa menjaga amalan yaumiyan , seperti selalu istighfar, sholat dhuha, sholat malam, shaum sunnah, tilawah Alquran setiap hari, dan sholat jamaah di masjid bagi laki -laki; merupakan usaha standard untuk menjaga keimanan.
Jadi, fokuslah pada mencari kemuliaan hidup. Kemuliaan hidup itu, sesuai dengan Alquran dalam S. Al Hujurat ayat 13, bahwa orang yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa kepada Allah.
Langkah untuk meraih kemuliaan hidup adalah dengan mengerahkan seluruh eksistensi hidup dan kualitas hidup untuk menolong agama Allah ( intanshurullaha yansurkum wayusabbiq aqdaamakum).
Janganlah berpikir bahwa kemuliaan hidup itu dilihat dari pangkat yang tinggi, harta yang banyak. Tapi justru bagaimana dengan amal sholih kita bisa mencapai kemuliaan hidup. Kalau dulu kita berpikir harus bekerja keras untuk mendapatkan kekayaan, maka sekarang kita berpikir bagaimana dengan bekerja keras kita bisa mendapatkan kemuliaan hidup. Para nabi pun begitu, fokus hanya pada mencari kemuliaan hidup.
Jadi, 3 hal yang perlu kita ingat:
1. Eksistensi hidup sudah Allah jamin semua.
2. Kualitas hidup adalah sesuatu yang paling berperan untuk kemanusiaan dan lingkungan.
3. Kemuliaan hidup adalah fokus pada pemanfaatan eksistensi dan kualitas hidup untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan, yaitu dengan mengamalkan keseluruhan ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan, sehingga bila ajal tiba maka kita telah mengamalkan Islam sampai tuntas.
Demikian, semoga dengan banyaknya musibah yang terjadi mengenai diri kita atau di sekitar kita, membuat kita yang sudah berada di jalan dakwah ini, semakin yakin dan semakin kuat dalam berusaha mencapai kemuliaan hidup.