وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”. (Yasin:20)
“Ustadz jangan pulang ya?? Kami sedih, dan bagaimana kami akan belajar ngaji lagi? , rengekan santri santri padang safana diatas bukit Touna Sulteng kepada sang ustad muda kiriman Dewan Dakwah 3 tahun lalu.
Yaa, pemuda pemuda tangguh akan selalu dikirm Allah untuk ikut serta membina ummat ke tempat yang jauh, diujung dan pedalaman negeri ini. Sepeti juga Mus’ab bin Umair, dikirm Nabi ke Yastrib perkampungan yang berjarak 700km dari pusat kota Makkah. Tidak untuk mengisi tabligh akbar dipanggung dengan mimbar yang tinggi. Tidak juga disambut dengan marawis rembana dengan alunan naik dan turun.
Tapi ia menemuai, membimbing segelintir warganya. Bahkan dalam kisahnya, ia sempat ditolak oleh utusan tokoh lokalnya. Tapi tak kurang akal, ia meminta, “Dengarkan sejenak saja apa yang saya sampaikan, jika berkenan dengan isinya, semoga bermanfaat”. Begitulah sikap dai, selalu sabar dan optimis saat mendampingi warga.
Kadang pendampingan hanya bisa dengan doa, kadang ddengan kata kata, bahkan boleh jadi hanya dengan diam. Sementara warga bicara terus tanpa jeda. Tak mengapa, asal kita diterima di sesi pertama. Nanti ada waktunya, seperti kata dai muda, “Semuanya ada waktunya”.
Kesabaran dai memang diperlukan dalam aksi lapangan. Lihatlah apa yang terjadi stelah kedatangan Mus’ab, masyarakat semakin terbuka dan puncaknya mereka tidak saja menerima Islam, tapi menyiapkan Yastrib menjadi Madinatu Nabi, kota Hijrah dan masih eksis sampai kini. Kitapun rindu ke sana untuk berziyaroh ke Makan Nabi dan sahabat, serta sholat tahiyatal masjid serta berdoa sejenak di Raudhah.
Ah, memang dai selalu menginspirasi dan selalu semangat memberikan arahan kepada ummat sebagaimana ayat diatas, lebih jauh seorang mufassir mendokumetasikannya, Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah, “Seorang laki-laki mukmin dari tempat yang sangat jauh datang ke kota itu. Dia adalah Habib bin Musa An-Najjar dan telah beriman kepada utusan-utusan Isa. Dia berjalan dengan cepat ketika mendengar tentang kabar utusan-utusan itu. Dia berkata: “Wahai kaumku, ikutilah utusan-utusan yang telah diutus untuk mengajak kalian mengesakan Allah dan menyembahNya”
Selamat dan sukses wahai para dai dimanapun berada, dakwah adalah harta berharga kita yang diwariskan oleh para Nabi dan Rasul. Mari tetap semangat, karena dari dakwah inilah peradaban manusia akan sempurna.