JANGAN ABAI TERHADAP AL-QUR’AN
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Yang Berbahagia,
Pada kesempatan yang agung dan mulia ini, mari bersama-sama kita panjatkan puji dan rasa syukur kita ke hadirat Allah I atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya kepada semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mulia, Nabi Muhammad r yang telah membawa ummat manusia dari alam kegelapan, kemusyrikan dan kekufuran kepada alam yang terang benderang dengan tauhid, islam dan iman..
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Yang Berbahagia,
Pada kesempatan yang dan mulia ini, khatib akan membahas khutbah dengan judul: JANGAN ABAI TERHADAP AL-QUR’AN. Mudah-mudahan apa yang akan khatib sampaikan memberikan manfaat dan faedah kepada kita semuanya, dalam rangka meningkatkan iman dan amal shaleh kita kepada Allah swt.
Allah Ta’ala berfirman ketika menceritakan keadaan NabiNya Muhammad saw yang sangat sedih melihat keadaan ummatnya yang tidak peduli terhadap Al-Qur’an yang disampaikan kepada mereka:
Berkatalah Rasul: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan. (QS. Al-Furqan:30)
Mayoritas ulama mengatakan: Bahwa keluh kesah Nabi saw kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala tentang keadaan ummatnya yang abai dan tidak peduli terhadap al-Qur’an itu terjadi pada hari kiamat kelak.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Yang Berbahagia,
Secara garis besar Ibnul Qayyim al-Jauziyah di dalam kitabnya Al-Fawaid menjelaskan tentang orang-orang yang abai, tidak peduli terhadap al-Qur’an itu sebagai berikut:
- Tidak mau mendengar, beriman dan tidak tertarik kepadanya
Saudara-saudaraku yang seiman yang dimuliakan Allah ‘Azza wa Jalla.
Orang-orang yang tidak mau mendengarkan al-Qur’an, tidak ada merasa tertarik kepada keagungan dan keindahan al-Qur’an, bahkan mereka tidak beriman, tidak percaya kepada al-Qur’an. Mereka inilah adalah kelompok yang telah dimatikan hatinya oleh Allah, yaitu manusia-manusia yang kafir kepada Allah dan engkar kepada kitabNya. Sebagaimana firman Allah:
Terjemah Kemenag 2002
- Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya engkau akan melihat (tanda-tanda) keingkaran pada wajah orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada mereka. Katakanlah (Muhammad), “Apakah akan aku kabarkan kepada-mu (mengenai sesuatu) yang lebih buruk dari itu, (yaitu) neraka?” Allah telah mengancamkannya (neraka) kepada orang-orang kafir. Dan (neraka itu) seburuk-buruk tempat kembali.
Pada ayat yang lain, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih. (QS. Lukman:7)
Dalam dua ayat di atas dengan jelas ditegaskan oleh Allah bahwa mereka yang tidak beriman kepada al-Qur’an, tidak peduli dengannya, bahkan mengingkarinya, bagi manusia-manusia yang seperti itu ditempatkan kelak di dalam neraka-Nya, disiksa dengan siksaan yang teramat pedih.
- Tidak mengamalkannya, sekalipun tahu halal haramnya
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Al-Qur’an sebagai kitab suci kaum Muslimin, di dalamnya terdapat petunjuk dan bimbingan bagi keselamatan ummat manusia, khususnya bagi ummat Muhammad saw ini. Di dalamnya terdapat pedoman bagi ummat ini untuk menentukan benar salahnya suatu perbuatan, boleh tidaknya suatu tindakan.
Al-Qur’an yang agung dan mulia ini, Allah turunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya yang mulia, Muhammad r, bukan hanya untuk dibaca dan dipelajari semata, tetapi disamping untuk dibaca dan dipelajari, juga untuk
diamalkan dalam praktek kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena pada saat kitab suci al-Qur’an itu diamalkan, pada saat itu pulalah keberkahan Allah limpahkan kepada mereka. Sebagaimana firman Allah:
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.(QS. Al-Maidah:66).
Syaikh Tantowi ketika menjelaskan potongan ayat yang berbunyi: Dan apa
yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya adalah kitab suci al-Qur’an..
- Tidak berhukum kepadanya
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,
Bentuk lain dari prilaku abai terhadap al-Qur’an, tidak peduli dengan Al-Qur’an adalah tidak mau berhukum dengan hukum al-Qur’an, tidak mau mengambil putusan hukum yang berdasarkan kepada al-Qur’an.
Padahal sebagaimana ayat terdahulu, bahwa mengamalkan al-Qur’an dalam berbagai aspek kehidupan kita, termasuk memutuskan perkara yang didasarkan kepada al-Qur’an, dijamin kehidupan di dunia ini dengan
berbagai kebaikan dan keberkahan dari Allah Ta’ala.
Dalam sebuah hadits yang bersumber dari ‘Ali bin Abi Thalib disebutkan bahwa Nabi Muhammad telah bersabda:
Barangsia yang berkata berdasarkan al-Qur’an, maka ia akan benar, barangsiapa yang beramal berdasarkan al-Qur’an, maka ia akan diberi pahala, barangsiapa yang
berhukum (memutuskan perkara) berdasarkan al-Qur’an, maka ia akan adil, dan barangsiapa yang menyeru (berda’wah) kepada al-Qur’an, maka ia akan diberi petunjuk (hidayah) kepada jalan yang lurus. (HR. At-Tirmidzi dan Ad-Daruquthny)
- Tidak mau mentadabburi dan memahami al-Qur’an.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah, Tadabbur al-Qur’an artinya memikirkan makna dari ayat-ayat Al-Qu’ran, apa yang ditunjukkannya (Al-Qur’an), rahasia serta berita yang terdapat dari ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga kita bisa memperoleh manfa’at berupa hidayah, rasa takut
kepada-Nya dan ibadah kepada Allah I, dan kita tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti kita tinggalkan dari hal perbuatan, perkataan, interaksi sosial, dan yang sebagainya. Orang-orang yang tidak mau mempelajari al-Qur’an, tidak mau memahami dan mentadabburi al-Qur’an, samalah halnya dengan orang-orang yang tidak mau tahu tentang apa sesungguhnya yang Allah ingin sampaikan melalui wahyuNya yang mulia ini. Orang-orang yang tidak mau mempelajari al-Qur’an, akan sulit baginya untuk memahami dan
mentadabburi ayat-ayat al-Qur’an, dengan demikian dapat dipastikan bahwa orang tersebut tidak akan dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh Allah melalui ayat-ayatNya yang mulia itu.
Sebagaimana firman Allah:
Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an? Sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.(QS. An-Nisa:82)
Dalam ayat lain Allah telah berfirman:
Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci?(QS. Muhammad:24)
- Tidak menjadikan al-Qur’an sebagai obat dan penawar bagi berbagai penyakit. Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,
Secara garis besar ada tiga macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan al-Qur’an:
a). Penyakit fisik,
b). Penyakit psikis atau kejiwaan, dan
c). adalah penyakit masyarakat, seperti mencuri, berzina dan berbagai tindak criminal lainnya..
Pengobatan al-Qur’an terhadap berbagai penyakit yang disebutkan di atas adalah dengan cara mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan. Beramal dan berbuat sesuai dengan spirit dan semangat al-Qur’an. Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,
Sebagai ummat Nabi Muhammad saw yang senantiasa beriman dan percaya kepada al-Qur’an, marilah bersama-sama tingkat semangat kita untuk mempelajari al-Qur’an, mulai dari belajar membacanya, mengetahui arti dan maksudnya sampai kepada tingkat pemahaman dan pengamalannya. Sehingga dengan demikian, kita tidak menjadi bagian dari orang-orang
yang abai dan tidak peduli terhadap al-Qur’an.
Dr. Darwis Abu Ubaidah, M.Pd.I
Ketua PERSADA Pusat
KLIK DIBAWAH INI