Oleh: H. Agus Mukhandar
(Penyuluh Agama Islam Kota Bandar Lampung/Ketua Dewan Dakwah Kota Bandar Lampung)
Bulan Sya’ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah, yang terletak antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Meskipun tidak sepopuler bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai keutamaan dan peristiwa penting yang patut untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh umat Islam. Sebagai bulan yang penuh dengan kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ibadah, Sya’ban adalah waktu yang sangat tepat untuk mempersiapkan diri sebelum menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Beberapa Peristiwa di Bulan Sya’ban dan Keutamaannya
1. Perubahan Arah Kiblat
Pada tahun ke-2 Hijriyah, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengubah arah kiblat dari Masjid Al-Aqsa di Palestina ke Ka’bah di Makkah. Peristiwa ini terjadi pada bulan Sya’ban. Hal ini menunjukkan perubahan besar dalam perjalanan umat Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ
“Dan milik Allah-lah arah timur dan barat. Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah.” (QS. Al-Baqarah: 115)
Ayat ini menunjukkan bahwa arah kiblat, yang sebelumnya mengarah ke Al-Aqsa, berubah ke Ka’bah, sebagai simbol satu-satunya arah yang diterima Allah bagi umat Islam dalam melaksanakan shalat.
2. Wafatnya Sayyidah Fatimah az-Zahra
Sayyidah Fatimah az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW, wafat pada bulan Sya’ban tahun ke-11 Hijriyah. Beliau adalah teladan utama bagi umat Islam, terutama wanita, dalam ketakwaan dan kesederhanaan hidup.
Meskipun tidak ada ayat Al-Qur’an yang langsung menyebutkan wafatnya Sayyidah Fatimah, namun dalam hadits beliau sering disebutkan sebagai teladan wanita yang paling utama, seperti dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
فاطِمَةُ بَضْعَةٌ مِّنِّي
“Fatimah adalah bagian dari diriku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan kedudukan Sayyidah Fatimah yang sangat mulia dan dekat dengan Nabi SAW. Keteladanan beliau dalam kesabaran, kesederhanaan, dan pengabdian kepada Allah SWT menjadi inspirasi besar bagi umat Islam, terutama perempuan.
3. Malam Nisfu Sya’ban
Malam ke-15 bulan Sya’ban, yang dikenal sebagai Malam Nisfu Sya’ban, memiliki keutamaan yang sangat besar. Pada malam ini, umat Islam sering melakukan ibadah lebih intens, seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Allah SWT turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang memohon ampunan, kecuali bagi mereka yang musyrik atau dalam permusuhan.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala melihat pada malam Nisfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni semua hamba-Nya, kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Majah)
Hadis ini mengindikasikan malam Nisfu Sya’ban sebagai waktu yang sangat baik untuk bertaubat, memohon ampunan, dan memperbaiki diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.
4. Puasa Sunnah Sya’ban
Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak puasa sunnah pada bulan Sya’ban. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bulan ini sebagai persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan. Puasa sunnah ini tidak hanya sebagai amalan ibadah yang dapat mendatangkan pahala, tetapi juga sebagai latihan fisik dan spiritual bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki bulan puasa yang lebih panjang di bulan Ramadhan.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, beliau mengatakan:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُومُ حَتَّى نَقُولُ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولُ لَا يَصُومُ
“Rasulullah SAW biasa berpuasa sampai kami berkata, ‘Beliau tidak berbuka,’ dan beliau berbuka sampai kami berkata, ‘Beliau tidak berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memperbanyak puasa sunnah, termasuk di bulan Sya’ban. Puasa sunnah di bulan ini menjadi latihan untuk memperkuat ketahanan fisik dan spiritual sebelum menghadapi Ramadhan.
Selain itu, dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan oleh Usama bin Zaid RA, beliau bertanya kepada Nabi SAW mengenai banyaknya puasa yang dilakukan pada bulan Sya’ban:
قُلتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ فِي شَعْبَانَ، قَالَ: “ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُفْطَرَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihat engkau berpuasa di bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban.’ Beliau menjawab, ‘Itulah bulan yang banyak dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, dan itu adalah bulan ketika amal-amal diangkat kepada Allah, maka saya ingin amalanku diangkat ketika saya sedang berpuasa.'” (HR. an-Nasa’i)
Dalam hadis ini, Nabi SAW menjelaskan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan yang sering terlupakan oleh banyak orang, dan beliau memilih untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa sunnah, pada bulan ini agar amalannya diangkat kepada Allah SWT dalam keadaan sedang berpuasa. Hal ini menunjukkan betapa besar keutamaan berpuasa di bulan Sya’ban.
Puasa sunnah di bulan Sya’ban memiliki banyak manfaat, di antaranya:
Persiapan Fisik dan Spiritual: Berpuasa di bulan Sya’ban membantu tubuh dan jiwa umat Islam mempersiapkan diri untuk menjalani puasa di bulan Ramadhan yang lebih panjang dan lebih berat. Ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk melatih diri dalam hal sabar dan mengendalikan nafsu.
Peningkatan Kualitas Ibadah: Dengan berpuasa sunnah, seseorang dapat merasakan peningkatan kualitas ibadah karena semakin dekat dengan Allah SWT dan semakin mampu menahan godaan duniawi.
Menghapus Dosa-dosa Kecil: Seperti puasa sunnah lainnya, puasa di bulan Sya’ban juga dapat menghapuskan dosa-dosa kecil, sebagaimana dalam hadis Nabi SAW:
(رواه مسلم) “الصَّوْمُ السُّنَّةِ يُكَفِّرُ الذُّنُوبَ الصَّغِيرَةَ بَيْنَ صَوْمَيْنِ”
“Puasa sunnah menghapuskan dosa-dosa kecil antara dua puasa (Ramadhan).” (HR. Muslim)
5. Bulan Persiapan Menuju Ramadhan
Bulan Sya’ban juga merupakan bulan yang penuh dengan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjelang bulan Ramadhan. Pada bulan ini, umat Islam diharapkan untuk meningkatkan ibadah mereka, baik yang wajib maupun yang sunnah, sebagai latihan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Bulan ini mengajarkan pentingnya memperbaiki hati dan jiwa, serta memperkuat tekad untuk beribadah lebih baik selama bulan suci Ramadhan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Ayat ini mengingatkan kita akan tujuan utama hidup, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Bulan Sya’ban adalah momen yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, baik melalui puasa, shalat, dan berbagai amal saleh lainnya, agar kita siap memasuki Ramadhan dengan hati yang bersih dan jiwa yang kuat.
Hikmah dan Pelajaran dari Bulan Sya’ban
Bulan Sya’ban memberikan banyak hikmah dan pelajaran penting bagi umat Islam, antara lain:
1. Latihan Ibadah dan Kesabaran
Puasa sunnah dan berbagai amalan lainnya di bulan Sya’ban menjadi latihan yang sangat baik untuk menyambut Ramadhan. Melalui ibadah-ibadah ini, umat Islam dapat mengasah kesabaran dan menyiapkan tubuh serta hati untuk menjalani puasa yang lebih panjang selama Ramadhan.
2. Meningkatkan Kualitas Ibadah
Bulan Sya’ban memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperbaiki kualitas ibadah mereka. Dalam kesempatan ini, kita diingatkan untuk memperbanyak zikir, doa, dan membaca Al-Qur’an, serta menjauhkan diri dari dosa. Ini adalah waktu yang tepat untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sebelum bulan Ramadhan tiba.
3. Memperbaiki Hubungan Sosial
Selain fokus pada ibadah kepada Allah, bulan Sya’ban juga mengingatkan kita untuk memperbaiki hubungan dengan sesama. Malam Nisfu Sya’ban menjadi waktu yang tepat untuk saling memaafkan, memperbaiki hubungan yang rusak, dan mempererat tali persaudaraan. Sebelum memasuki bulan Ramadhan, penting bagi umat Islam untuk memiliki hati yang bersih dan siap menjalani ibadah dengan penuh ketulusan.
4. Persiapan Mental dan Fisik
Bulan Sya’ban memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri secara mental dan fisik dalam menghadapi bulan Ramadhan. Dengan memperbanyak ibadah dan berpuasa sunnah, umat Islam bisa lebih siap menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan penuh kekhusyukan dan kekuatan.
Penutup
Bulan Sya’ban adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan peluang untuk memperbaiki diri. Meskipun tidak sepopuler bulan Ramadhan, bulan ini memiliki banyak nilai penting yang dapat dimanfaatkan oleh setiap Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT dan sesama umat Islam. Dengan memanfaatkan bulan Sya’ban dengan baik, kita dapat menyambut Ramadhan dengan hati yang suci, jiwa yang bersih, dan semangat yang penuh untuk beribadah dengan lebih baik. Semoga kita semua diberi kekuatan dan keberkahan dalam menjalani ibadah Ramadhan yang akan datang.