• Profil
  • Struktur
  • Visi & Misi
Wednesday, June 25, 2025
Dewan Dakwah Lampung
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Dewan Dakwah
    • Berita Dunia Islam
    • Berita Nasional
  • Kiprah Dai
  • Tazkiyah
    • Cerpen
    • Hikmah
    • Keluarga
    • Pemuda
    • Puisi & Syair
  • Konsultasi
    • Fatwa
  • Fiqh Zakat
  • Pendidikan
    • ADI LAMPUNG
    • QURANIC SCHOOL DEWAN DA’WAH LAMPUNG
    • PPTQ DEWAN DA’WAH KEMILING
    • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Kolom Foto
  • HAJI & UMROH
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Dewan Dakwah
    • Berita Dunia Islam
    • Berita Nasional
  • Kiprah Dai
  • Tazkiyah
    • Cerpen
    • Hikmah
    • Keluarga
    • Pemuda
    • Puisi & Syair
  • Konsultasi
    • Fatwa
  • Fiqh Zakat
  • Pendidikan
    • ADI LAMPUNG
    • QURANIC SCHOOL DEWAN DA’WAH LAMPUNG
    • PPTQ DEWAN DA’WAH KEMILING
    • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Kolom Foto
  • HAJI & UMROH
No Result
View All Result
Dewan Dakwah Lampung
No Result
View All Result
Home Featured

Berakhlaklah Kepada Allah

Dewan Dakwah Lampung by Dewan Dakwah Lampung
23 December 2024
Berakhlaklah Kepada Allah
0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh

Ustadz Gufron Azis Fuadi

Kita tidak asing dengan hadits
Nabi Muhammad SAW yang berbunyi “Innama Bu’itstu li Utammima Makarim al-Akhlak” yang artinya “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.
Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Abu Hurairah.
Hadits ini sering dikutip oleh penceramah maupun pejabat sambil kemudian menjelaskan tentang akhlak mulia seperti sopan santun, sabar, berkata baik dan lemah lembut, tidak menyakiti orang dan sebagainya. Sedikit sekali yang mengaitkan hadits itu dengan akhlak yang paling utama dan paling mendasar yaitu akhlak kepada Allah.

Apa itu akhlak kepada Allah?
Akhlak kepada Allah adalah sikap dan perbuatan yang seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk kepada Allah, Tuhan Yang menciptakannya, Yang memeliharanya dan Yang berhak disembahnya.

Saat Muhammad diangkat menjadi nabi dan Rasul, kondisi bangsa Arab dan dunia lainnya seperti Romawi, Persia, India dan China, dalam perspektif Islam, sedang dalam kondisi mengalami kerusakan akhlak (utama). Yaitu tidak mengenal Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana dijelaskan dalam al Quran dalam surat Yusuf ayat 106:
“Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka mempersekutukan-Nya.”

Bangsa Arab, Mekah khususnya, masih mengenal Allah tetapi dengan pengenalan yang salah. Mereka menyandingkan tuhan tuhan lain selain Allah sebagai sekutu atau tandingan Nya. Mereka memberi nama anaknya Abdullah (hamba Allah) tapi juga memberikan nama yang lain dengan Abdul Uzza (hambanya berhala Uzza). Mereka tahu

“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab, “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Az Zukhruf: 9)

Ayat selanjutnya menjelaskan tentang bagaimana mana Allah menciptakan segala sesuatunya sampai dengan bagaimana Allah memelihara manusia agar bisa hidup dan seterusnya. Tetapi mereka tetap durhaka kepada Allah, dengan menyekutukan-Nya!
Surat Az Zukhruf ayat 15 menjelaskan:
“Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian (sekutu) daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).”

Sementara itu dibelahan bumi yang lain ada yang menyembah api, matahari dan dewa dewi yang mereka ciptakan sendiri dengan tupoksi yang berbeda berbeda-beda. Ada juga yang mengatakan bahwa Allah punya anak.
Padahal nabi terakhir sebelum nabi Muhammad Saw, yaiti nabi Isa As dalam perspektif Islam tidak pernah mengajarkan hal tersebut. Nabi Isa As dengan tegas menyatakan konsep tauhid, sebagaimana terbaca dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah itu Tuhanku (Isa al masih) dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (Ali Imran/3: 51).

Konsep Trinitas mulai diartikulasikan pada konsili Nicea tahun 325 M dan konsili Konstantinopel tahun 381 M. Namun, penyimpangan ajaran tauhid dengan ketuhanan yang bernuansa Trinitas sudah mulai dicetuskan oleh Teofilus dari Antiokia pada tahun 170-an.

Maka ketika Muhammad Saw diangkat menjadi nabi pada tahun 612 M tugas utamanya adalah memperbaiki akhlak dasar manusia. Yaitu akhlak kepada Allah, Yang menciptakan dan memelihara manusia agar bersikap sesuai dengan apa yang seharusnya kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Pencipta.
Agar manusia beriman kepada Allah sesuai dengan kedudukan dan sifat sifat Allah yang Allah nisbatkan kepada Dirinya.

Bila ada seorang anak tidak mengakui orang tua yang melahirkannya sebagai orang tuanya atau tidak berbakti kepada orang tuanya maka anak itu disebut sebagai anak yang berakhlak buruk bahkan dicap sebagai anak durhaka.
Durhaka menurut KBBI adalah ingkar atau mengingkari.

Bila mengingkari (durhaka) orang tua adalah akhlah tercela maka apatah lagi bila mengingkari Allah Yang Maha Esa yang Mencipta-kannya?
Tentu merupakan akhlak yang sangat tercela bukan?

Adakah orang tua yang tidak marah ketika anaknya durhaka?

Maka Allah sangat murka kepada mahluk Nya yang durhaka dan bahkan memfitnah Dirinya sebagai mempunyai sekutu dan atau mempunyai anak. Hal ini ditegaskan dalam surat Maryam:

تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا   أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا  وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا

“Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mengklaim Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidaklah  layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (QS. Maryam: 90-92)

Surat al ikhlas,
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.”
“Allah tempat meminta segala sesuatu.”
“Dia tiada ber-anak dan tidak pula diperanakkan.”
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Kandungan dalam surat al Ikhlas adalah nilai nilai akhlak utama dan paling dasar, untuk apa Rasulullah Saw diutus kepada manusia.
Bukan merubah karakter keras dan tegas menjadi lemah lembut dan penuh ewuh pekewuh. Karena itu ‘hanyalah’ akhlak cabang yang akan berubah secara proporsional sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku secara lokal.

Wallahua’lam bi shawab

Komentar

Previous Post

Kunjungan Studi Banding PPTQ Dewan Dakwah Lampung ke Ponpes Sulaimaniyah KulonProgo

Next Post

LTQ Dewan Da’wah Sukses Gelar Pelatihan Fasih Baca Al-Qur’an Bersanad

Next Post
LTQ Dewan Da’wah Sukses Gelar Pelatihan Fasih Baca Al-Qur’an Bersanad

LTQ Dewan Da'wah Sukses Gelar Pelatihan Fasih Baca Al-Qur'an Bersanad

IKUTI KAMI

Terbaru

  • Wakaf dan Proyek Peradaban: Saatnya Umat Bangkit dari Sedekah Sesaat ke Sedekah Strategis
  • Hari Kedua Munaqosah Santri Diuji Hafalan Mutqin Antara 6 Hingga 15 juz
  • Hebat! Santri PPTQ Dewan Dakwah Ujian Terbuka Hafidz 30 Juz dalam Sehari Tanpa Melihat Mushaf!
  • Catatan Samping Perjalanan Haji (7)
  • Catatan Samping Perjalanan Haji (6)
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Tanamkan Nilai Cinta NKRI , Santri Dewan Dakwah Salat Gaib untuk Awak KRI Nanggala 402

Tanamkan Nilai Cinta NKRI , Santri Dewan Dakwah Salat Gaib untuk Awak KRI Nanggala 402

27 April 2021
Selamat berdakwah !

Selamat berdakwah !

25 April 2021
Kemitraan dalam dakwah

Kemitraan dalam dakwah

22 April 2021
Keterbatasan seorang Dai

Keterbatasan seorang Dai

28 April 2021
MK Putuskan Tolak Gugatan Ahmadiyah Terhadap UU Penistaan Agama

MK Putuskan Tolak Gugatan Ahmadiyah Terhadap UU Penistaan Agama

0
Ustadz Dr. Jeje Zainuddin : Daftar Penceramah Tak Berpengaruh bagi Dai yang Ikhlash

Ustadz Dr. Jeje Zainuddin : Daftar Penceramah Tak Berpengaruh bagi Dai yang Ikhlash

0
PETA GERAKAN PENERBITAN KAUM KIRI (KOMUNISME) DI INDONESIA

PETA GERAKAN PENERBITAN KAUM KIRI (KOMUNISME) DI INDONESIA

0
Tiga Alasan Kenapa Kita Harus Menolak Syiah

Tiga Alasan Kenapa Kita Harus Menolak Syiah

0
Wakaf dan Proyek Peradaban: Saatnya Umat Bangkit dari Sedekah Sesaat ke Sedekah Strategis

Wakaf dan Proyek Peradaban: Saatnya Umat Bangkit dari Sedekah Sesaat ke Sedekah Strategis

20 June 2025
Hari Kedua Munaqosah Santri Diuji Hafalan Mutqin Antara 6 Hingga 15 juz

Hari Kedua Munaqosah Santri Diuji Hafalan Mutqin Antara 6 Hingga 15 juz

29 May 2025
Hebat! Santri PPTQ Dewan Dakwah Ujian Terbuka Hafidz 30 Juz dalam Sehari Tanpa Melihat Mushaf!

Hebat! Santri PPTQ Dewan Dakwah Ujian Terbuka Hafidz 30 Juz dalam Sehari Tanpa Melihat Mushaf!

29 May 2025
Catatan Samping Perjalanan Haji (7)

Catatan Samping Perjalanan Haji (7)

22 May 2025

Recommended

ADI Lampung : Bermula dari Masjid jadi Kampus Dakwah

ADI Lampung : Bermula dari Masjid jadi Kampus Dakwah

6 July 2019
Misteri Teriakan !

Misteri Teriakan !

18 August 2022

 

Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35147
Telp. (0721) 772893

Kategori

  • Berita
  • Berita Dewan Dakwah
  • Berita Dunia Islam
  • Berita Nasional
  • Cerpen
  • Fatwa
  • Featured
  • Fiqh Zakat
  • Hikmah
  • Info Lazis
  • Keluarga
  • Khutbah Jumat
  • Kiprah Dai
  • Kolom Foto
  • Konsultasi
  • Laznas
  • Live
  • Pemberdayaan
  • Pemuda
  • Pendidikan
  • PPTQ DEWAN DA'WAH KEMILING
  • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Program Pilihan
  • Puisi & Syair
  • QURANIC SCHOOL OF DEWAN DA'WAH
  • Tak Berkategori
  • Tazkiyah
  • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Profil
  • Struktur
  • Visi & Misi

© 2021 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Provinsi Lampung

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Berita Dewan Dakwah
    • Berita Dunia Islam
    • Berita Nasional
  • Kiprah Dai
  • Tazkiyah
    • Cerpen
    • Hikmah
    • Keluarga
    • Pemuda
    • Puisi & Syair
  • Konsultasi
    • Fatwa
  • Fiqh Zakat
  • Pendidikan
    • ADI LAMPUNG
    • QURANIC SCHOOL DEWAN DA’WAH LAMPUNG
    • PPTQ DEWAN DA’WAH KEMILING
    • PPTQ M NATSIR DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • PPTQ PUTRI DEWAN DAKWAH LAMPUNG
    • TK DEWAN DAKWAH LAMPUNG
  • Kolom Foto
  • HAJI & UMROH

© 2021 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Provinsi Lampung