Oleh : K.H. Ansori, S.P.
Sekretaris Dewan Dakwah Lampung
Perjuangan sangat membutuhkan daya dukung. Daya dukung utama adalah Mental Para pejuangnya. Mental para pejuang ini sangat dipengaruhi oleh motivasi perjuangan, yaitu apa tujuan perjuangan. Demi ekonomi, pangkat, pembebasan tanah air dari penjajah, mempertahankan wilayah dari serangan musuh, atau menegakkan agama jihad fiisabilillah.
Setelah mental para pejuang, kemudian keahlian para pejuangnya, pemahaman terhadap medan perjuangan, dukungan informasi dan persenjataan, hal yang sangat menentukan adalah logistik.
Pengalaman pahit pasukan Jerman kalah dalam penyerangannya terhadap Rusia pada operasi Barbarosa pada perang dunia ke-2 menjadi contoh fenomenal terhadap pentingnya logistik. Jerman kalah karena kekurangan logistik.
Bagi Para Pejuang pada medan perjuangan apapun itu; perjuangan fisik/senjata, perjuangan budaya, perjuangan kemajuan peradaban, perjuangan dakwah dan perjuangan amar makruf nahi munkar. Terlebih lagi perjuangan jihad fiisabilillah. Hal utama adalah memahami tujuan perjuangan sehingga mampu membentuk mental pantang mundur/kalah sebelum tercapainya tujuan. Mental seperti ini akan menumbuhkan semangat, keberanian, dan inovasi tak terduga saat-saat genting dalam medan perjuangan. Sikap mental seperti ini akan meminimalisir terhadap kebutuhan logistik.
Kondisi seperti ini sebagaimana Allah lestarikan dalam kisah perjuangan Thalut dalam mengalahkan Raja Jalut, saat pasukan Thalut diuji dengan kehausan dan keberadaan sungai yang indah dengan airnya yang bening dan segar.
Sebagaimana Allah firmankan dalam Alqur’an Surat Al-Baqarah ayat 249. Thalut melarang pasukannya untuk meminum air sungai tersebut, kecuali hanya seciduk dengan tangan. Namun hanya sedikit sekali pasukan Thalut yang mentaati perintahnya untuk hanya minum seciduk dengan tangan. Sebagian besar anggota pasukannya meminum air sungai tersebut sekenyang-kenyangnya, sehingga mereka menjadi lemah bahkan tak sanggup melanjutkan perjuangan melawan Jalut. Mental mereka runtuh.
Sebaliknya, yang patuh kepada perintah Thalut dan hanya meminum seciduk dengan tangan, mental dan keberanian mereka melejit sebagaimana ungkapan mereka: “Berapa banyak kelompok kecil mampu mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.”
Ya begitulah. Mental yang kuat dengan paham tujuan perjuangan, sungguh kebutuhan terhadap logistik menjadi cukup sekedarnya saja. “Seciduk itu cukup.” Tak perlu harus berlimpah logistik.