Salah satu keutamaan bulan Ramadhan adalah dihapuskanya seluruh kesalahan setiap hamba yang mau bertaubat kepadaNya.
Nabi pernah bersabda: “barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridho Allah, maka allah ampuni dosa-dosa nya yang telah lalu. ( H.R. Bukhari-Muslim).
Setiap orang tidak ada yg terbebas dari dosa dan kesalahan, setiap orang pasti pernah berbuat dosa karena manusia tidak ada yang maksum.
Sebagai seorang Muslim kita percaya bahwa setiap khilaf dan dosa yang pernah dilakukan pasti ada celah untuk ampunan kecuali dosa syirik menyekutukan Allah. Oleh karenanya manusia yang baik adakah bukan mereka yang tidak pernah berbuat dosa, manusia yang baik dan beruntung adakah mereka yang berhenti dari dosa-dosa nya serta bertaubat memohon Ampun pada tuhanNya.
Dibulan Ramadhan ini hendaknya kita maksimalkan untuk bertaubat meraih ampunan Allah subhanahu wata’ala.
Adapun syarat-syarat taubat yang harus dipenuhi agar taubat kita diterima Allah sudah dijelaskan oleh para ulama.
Para Ulama menjelaskan syarat-syarat taubat yang diterima Allah subhanahu wa ta’ala sebagai berikut :
* Al-Iqla’u (الإِقْلاَعُ), orang yang berbuat dosa harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukannya.
* An-nadamu (النَّدَمُ), dia harus menyesali perbuatan dosanya itu.
* Al-‘azmu (اَلْعَزْمُ), dia harus mempunyai tekad yang bulat untuk tidak mengulangi perbuatan itu.
Jika perbuatan dosanya itu ada hubungannya dengan orang lain, maka di samping tiga syarat di atas, ditambah satu syarat lagi, yaitu harus ada pernyataan bebas dari hak orang lain yang dirugikan itu
* Jika yang dirugikan itu hartanya, maka hartanya itu harus dikembalikan.
* Jika berupa tuduhan jahat, maka ia harus meminta maaf, dan
* Jika berupa ghibah atau umpatan, maka ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak perlu minta maaf kepada orang yang diumpat.
( kitab Riyadhush Shalihin, Bab Taubat 24-25 dan Shahih Al Wabilush Shayyib 272-273).
Di samping syarat-syarat di atas, dianjurkan pula bagi orang yang bertaubat untuk melakukan shalat dua raka’at yang dinamakan Shalat Taubat, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar radhiallahu ‘anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْباً ثُمَّ يَقُوْمُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّى ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ هَذَهِ الآيَةَ (وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوْا اللهَ فَاسَتَغَفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ.
“Jika seorang hamba berbuat dosa kemudian ia pergi bersuci (berwudhu’), lalu ia shalat (dua raka’at), lalu ia mohon ampun kepada Allah (dari dosa tersebut), niscaya Allah akan ampunkan dosanya“
*disarikan dari berbagai sumber.