HARAM BERBUAT ZALIM
إِنَّ الحَمْدَ هِ لِلِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِِللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيهِئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلََ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلََ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ ه
اَللهُ ه م صَ ه ل وَسَلهمْ عَلى مَُُ ه مدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِِِحْسَانٍ إِلََ يَوْمِ
ال ه ديْ ن
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَي هَا ا لْمُؤْمِنُونَ ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تََوُْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالََ فِِ الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِِللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :
وَلَا تََْسَبَََّ ٱلِلَّ غَٰفِلًَ عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ إِنَََّّا يؤَُهِ خرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلَْْبْصَٰرُ
Kaum Muslimin Yang Berbahagia,
Marilah bersama-sama kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Mulai dari nikmat Islam, Iman dan Kesehatan, sampai kepada nikmat yang tidak hingga banyaknya. Dan jika nikmat itu kita hitungpun tidak akan mampu menghitungnya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi dan RasulNya yang mulia, Nabi Muhammad bin Abdillah, seorang nabi dan rasul teladan dan panutan ummat manusia. Barangsiapa yang patuh dan mengikutinya, selamatlah di dunia dan di akhirat, dan barangsiapa yang engkar dan tidak patuh kepadanya, celakalah dia, baik di dunia maupun di akhirat.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia,
Pada kesempatan yang agung ini, kita akan membahas sebuah tema khutbah yang sangat mulia, yaitu “Haram Berbuat Zalim”.
Dalam al-Qur’an kitab suci ummat Muhammad ini, Allah Tabaraka wa Ta’ala telah berfirman:
وَلَا تََْسَبَََّ ٱلِلَّ غَٰفِلًَ عَمَّا يَعْمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ إِنَََّّا يؤَُهِ خرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ ٱلَْْبْصَٰرُ
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (QS. Ibrahim:42).
AL-Hafizh Imam Ibnu Katsir ketika mengomentari ayat di atas mengatakan: Janganlah kamu mempunyai dugaan bahwa Allah melupakan orang-orang yang zalim dan membiarkan mereka tanpa menghukum mereka karena perbuatannya, hanya karena Allah menangguhkan ajal kebinasaan mereka. Bahkan Allah menghitung-hitung semua perbuatan zalim yang mereka lakukan dengan perhitungan yang sangat terperinci.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia,
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:
يََ عِبَادِي إِ هِ نّ حَرَّمْتُ الظ لْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مَُُرَّمًا فَلََ تَظَالَمُو ا
Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi… (HR. Muslim). Dalam hadits di atas, menunjukkan sifat keadilan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Dialah Allah yang maha berkuasa atas segala sesuatu, tetapi Dia melarang kezaliman atas diri-Nya, serta melarang para hambaNya untuk berlaku zalim. Apakah itu berbuat zalim kepada Allah dengan cara mempersekutukanNya dengan sesuatu dari makhlukNya ini, maupun berbuat zalim terhadap sesama makhlukNya ini. Jangan berbuat zalim kepada sesama manusia, baik yang beriman maupun yang ada di luar sana (kafir), bahkan kepada hewan saja tidak diperkenankan berbuat zalim. Ada sebuah hal yang wajib bagi seorang hamba untuk mengetahuinya, yaitu keharaman perbuatan zalim itu sendiri, bahayanya, dampak buruknya dari sebuah kezaliman, bahkan sangsi dari perbuatan zalim itu. Perbuatan zalim telah Allah haramkan terhadap siapapun. Bagi mereka yang berani mencoba-coba melanggarnya, maka mereka layak mendapatkan siksa yang berat dari allah Azz awa Jalla. Allah Tabaraka wa Ta’ala telah berfirman:
وَلَا تََْسَبَََّ الِلََّ غَافِلًَ عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُو ن
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. (QS. Ibrahim: 42). Di dalam ayat lain Allah berfirman:
وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (QS. Asy-Syu’ara: 227). Begitu pula firman Allah dalam ayat yang lain:
إِنَََّّا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِِ الَْْرْضِ بِغَيِْْ الَْْ هِ ق أُولَئِكَ لََمُْ
عَذَابٌ أَلِي م
Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. (QS. Asy-Syura: 42). Oleh karena itu, kepada saudara-saudara kaum muslimin yang dirahmati Allah, jangan pernah kita mengira bahwa Allah lalai terhadap apa yang kita lakukan, jangan pernah kita mengira bahwa Allah tidur, Allah tidak tahu, Allah lengah terhadap apa-apa yang kita lakukan, baik yang sudah-sudah maupun yang sekarang, bahkan yang akan datang, semuanya itu ada di dalam ilmu dan pengetahuan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia, Satu kezalimam yang dilakukan di dunia ini akan menjadi banyak kezaliman (kegelapan) pada hari kiamat kelak. Nanti, orang-orang yang zalim mereka akan datang pada hari kiamat dengan merangkak, meraba-raba dalam kegelapan dengan membawa dosa-dosa kezalimannya itu. Salah seorang sahabat Nabi yang mulia, Jabir bin Abdillah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw telah bersabda: اتَّقُو ا الظ لْمَ. فَإِ ه ن الظ لْ م ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. وَاتَّقُوا ال شحَّ. فَإِ ه ن ال ش ح أَهْلَكَ
مَنْ كَ انَ قَبْلَكُمْ
Berhati-hatilah terhadap kezhaliman, sebab kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di hari Kiamat. Dan jauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan umat sebelum kamu. (H.R.Muslim). Salah satu contoh berbahayanya perbuatan zalim, yang pada akhirnya menjadi beban berat yang dipikulkan ke atas pundak orang yang berbuat zalim itu, adalah berlaku zalim dalam urusan tanah, yang memang sampai hari ini pun persoalah tanah atau pertanahan masih mendapatkan rating yang cukup tinggi di negeri kita ini. Bahkan kejahatan dalam bidang tanah dan pertanahan ini didalangi oleh banyak mafia, dan sudah tidak terhitung lagi jumlah korbannya.
Salah seorang istri beliau saw, ‘Aisyah semoga Allah meridhainya meriwayatkan bahwa Nabi saw pernah bersabda:
مَنْ ظَلَمَ قِيدَ شِبٍْْ مِنَ الَْرْضِ طُهوِقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِ ي
Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepadanya. (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud dari hadits yang mulia di atas adalah: bahwa orang yang berbuat zalim kepada orang lain sekalipuh hanya sejengkal tanah di dunia ini, akan membawa seukuran bumi dengan tujuh lapis bagiannya yang ia zalimi situ. Bagian tersebut akan ia bawa dengan dipikul di atas pundaknya pada hari kiamat, di hadapan seluruh manusia.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia, Kita sulit pula untuk membayangkan, sekiranya orang-orang yang terzalimi itu tidak bisa memaafkannya, bahka dia berdoa dan bermunajat kepada Allah, agar orang yang menzaliminya itu dikutuk, dilaknat dan dicelakakan…. Jika itu yang terjadi, maka Allah Tabaraka wa Ta’ala tidak tinggal diam, Allah dengan tegas merespon doa-doa dari orang- orang yang teraniaya itu. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari disebutkan bahwa Nabi saw telah bersabda, yang artinya: Takutlah kepada doa kaum yang teraniaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan). (HR Bukhari) Dalam sebuah hadits qudsi, Allah telah berfirman:
وعزَّتِ وجَ لََ لِ لَْ نْصُ رَنَّكَ ولَوْ ب عْ دَ حِ يٍْ
Demi kemuliaan dan keagunganKu, pasti Aku tolong kamu sekalipun nanti. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Adalah hal yang sulit untuk dibayangkan, jika dalam perjalanan hidup kita di dunia ini sudah banyak berbuat zalim, ntah siapa dan berapa banyak orang yang telah kita zalimi, bagaiman jadinya sekiranya orang tersebut belum dan tidak memaafkan kita, atau kita belum sempat meminta maaf kepadanya sampai berkahirnya hidup ini. Maka yang akan terjadi adalah sebagaimana yang disabdakan oleh nabi saw:
مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لَِْخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ
يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ ، وَإِنْ لََْ
تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيهِئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ
Barangsiapa yang pernah menzalimi saudaranya, baik terhadap kehormatan maupun hartanya, hendaklah dia meminta untuk dihalalkan sekarang, sebelum tiba hari Kiamat, ketika dinar dan dirham tidak lagi diterima. Jika dia memiliki amal shalih, maka amal itu akan diambil sesuai besar kezalimannya dan diberikan kepada yang berhak. Jika dia tidak memiliki amal shaleh maka dosa-dosa orang yang dizalimi akan diambil dan dibebankan kepadanya.(HR. Bukhari).
Kaum Muslimin Yang Berbahagia, Ini saat atau kesempatan yang sangat berharga bagi kita agar berusaha untuk menyucikan diri dari kezaliman yang telah kita lakukan di dunia ini. Sebelum datang hari kiamat, hari pertemuan dengan Allah. Ada pepatah mengajarkan: “Salah kepada Allah kita bertobat, salah kepada manusia kita meminta maaf”
بَِرَكَ اللهُ لِْ وَلَكُمْ فِِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِِْ وَإِيََّكُمْ بَِِا فِيْهِ مِنَ الآيََتِ وَال ه ذِكْرِ
الَْْكِيْمِ , وَتَقَبَّلَ مِ هِنِْ وَمِنْكُمْ تِلََوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِْ هَ ذَا
وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْ م
Dr. Darwis Abu Ubaidah
Ketua PERSADA Pusat
KHUTBAH KE DUA
إِنَّ الَْْمْدَ لِِلَِّ نََْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِِللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيهِئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلََ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلََ هَادِيَ
لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مَُُمَّدًا عَبْدُهُ
ورَسُوْلُهُ. اَللهُ ه م صَ ه ل وَسَلهمْ عَلى مَُُه مدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِِِحْسَانٍ إِلََ يَوْمِ ال ه ديْن .
اَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ الِلَِّ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الِلَِّ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .
وَقَالَ الِلَُّ تَعَالََ فِِْ كِتَابِهِ الْكَرِيِْ : إِنَّ اللهَ وَمَلََئِكَتَهُ يُصَل وْنَ عَلَى النَّ هِِ ب، يََأَي هاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَل وْا عَلَيْهِ وَسَلهِمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَ هِ ل عَلَى مَُُمَّدٍ، وَعَلَى
آلِ مَُُمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَِرِكْ عَلَى مَُُمَّدٍ،
وَعَلَى آلِ مَُُمَّدٍ، كَمَا بَِرَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، فِِ الْعَالَمِيَ
إِنَّكَ حََِيدٌ مََِيدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيَْ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيَْ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلَْحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلَْمْوَا ت
اَللَّهُمَّ إِنِّه أَعوُذُ بِكَ مِنْ عَذاَبِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذاَبِ الْقَبِْْ ومِنْ فِتْنَةِ الْمَحْياَ
وَالْمَماَتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسيِحِ الدَّجاَّلِ
اَللَّهُمَّ أَرِنََ الَْْقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتهِبَاعَهُ، وَأَرِنََ الْبَاطِلَ بَِطِلًَ وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُهرِيََّتِنَا قُرَّةَ أَعْيٍُ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا
فِِ ال دنْيَا حَسَنَةً وَفِِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبهِكَ رَ هِ ب
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلََمٌ عَلَى الْمُرْسَلِ ي وَالْْ مْدُ لِِلَِّ رَ هِ ب الْعَالَمِيَْ .
إِنَّ الِلََّ يََْمُرُ بِِلْعَدْلِ وَالِْْحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبََ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. ولَذِكْرُاللهِ أَكْبَْ