“Di berbagai daerah Dewan Da’wah selalu berbeda dengan sebagian yang lain.
Dakwah kita adalah dakwah wasathiyah, moderat; sehingga Dewan Da’wah tidak mempunyai aliran resmi. Jika dikatakan kita mengikuti aliran ahlussunnah wal jamaah; bisa jadi di dalamnya ada NU, ada Muhammadiyah, ada Persis, ada Al Washliyah, ada Mathla’ul Anwar. Itu perbedaan-perbedaan kecil, lalu kita bungkus dalam ahlussunnah wal jamaah”, demikian yang disampaikan Dr. Darwis Abu Ubaidah, Lc., MA. dalam taushiyahnya secara zoom meeting saat Pelatikan Pengurus Dewan Da’wah Kabupaten-Kota se-Provinsi Lampung, Sabtu, 10 April 2021.
“Demikian pula dalam berpolitik, Dewan Da’wah bukan berarti tidak ahli dalam berpolitik, tetapi ada jarak. Karena untuk merekatkan ukhuwah, hal itu sangat penting. Itulah Dewan Da’wah”, lanjut Darwis selaku Ketua Bidang Organisasi dan Pemberdayaan Daerah Dewan Da’wah Pusat.
“Ketika di masyarakat kita bertemu dengan banyak perbedaan-perbedaan, kita dilatih untuk tasamuh, saling mengerti satu sama lain. Dakwah kita bukan dakwah saklek tanpa aturan. Dakwah kita adalah dakwah yang mempertimbangkan mana yang besar mudharatnya daripada manfaatnya. Dakwah yang relatif silent dalam perjalanannya, tapi tetap teguh dan kokoh untuk menyatakan kebenaran. Tinggal masalahnya bagaimana menyampaikan kebenaran itu”, ulas Darwis panjang lebar dalam membekali sekitar 45 pengurus Dewan Da’wah daerah terpilih yang diwakili oleh ketua, sekretaris, dan bendahara masing-masing.
“Banyak-banyaklah belajar dari pengurus Dewan Da’wah provinsi Lampung. Kepengurusan Dewan Da’wah Lampung sebagai pilot project. Setiap ke daerah-daerah selalu kita ambil copy paste dari kepengurusan Dewan Da’wah Lampung untuk disebarluaskan ke daerah-daerah. Termasuk saat melakukan program Menyapa Pengurus Dewan Da’wah Daerah pun kita sampaikan”, lanjut Darwis.
Dalam acara pelantikan ini juga hadir KH. Ir. Abdul Hakim, MM., pembina Yayasan Darul Hikmah sekaligus anggota DPR RI utusan provinsi Lampung. Dalam sambutannya, Abdul Hakim mengajak para pengurus baru untuk memahami konsep dakwah yang ingin dihantarkan oleh Dewan Da’wah, yaitu sebuah konsepsi dakwah rahmatan lil’aalamiin. Setahap demi setahap.
Abdul Hakim mengingatkan bahwa untuk bisa menciptakan tatanan masyarakat yang Islami di Lampung yang memiliki lebih dari 8 juta muslim ini, memerlukan tidak sedikit kader da’i. Karena itu, dibutuhkan perangkat/instrumen untuk bisa sampai ke masyarakat; dan organisasi adalah salah satu washilah dakwah.
“Dengan perkembangan teknologi, dakwah bisa kita lakukan seperti hari ini, bisa online, bisa virtual. Tapi tetap dibutuhkan kehadiran sosok qudwah keteladanan yang harus ada di tengah-tengah masyarakat”, imbuh Abdul Hakim pula.
“Mengingat jumlah masyarakat yang tidak sedikit, kita harus mengembangkan sinergitas agar kebutuhan dakwah tadi bisa terpenuhi. Karena itu, tepat tema acara pelantikan ini, yaitu Sinergitas dalam kerja dakwah untuk Islam rahmatan lil’aalamiin. Sinergitas berbagai komponen, sinergitas antara lembaga-lembaga dakwah, sinergitas para pengemban dakwah dengan tokoh-tokoh masyarakat”, lanjutnya.
Abdul Hakim menyampaikan rasa syukurnya karena dibesarkan oleh Dewan Da’wah Lampung sejak 30 tahun yang lalu. Tepatnya pada saat ia menjadi kader dan da’i di tahun 1990.
“Dinamika perkembangan dakwah di parlemen masih membutuhkan banyak kader yang merasa memiliki tanggung jawab untuk membesarkan Islam rahmatan lil’aalamiin. Jumlah kader di parlemen belum memadai untuk menghasilkan produk-produk hukum dan perundang-undangan yang memiliki keberpihakan kepada dakwah, kepada umat, kepada bangsa. Kita membutuhkan kader-kader dakwah untuk mengisi pos-pos penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara”, pesan Abdul Hakim menutup sambutannya.
Selanjutnya, pelantikan, pembacaan ikrar, dan penyematan pin Dewan Da’wah dilakukan oleh KH. Mukhlis Sholihin, selaku Ketua Dewan Da’wah Lampung.
Acara pelantikan ini sebagai tanda berhasilnya kerja gerilya selama 2 bulan yang digawangi oleh KH. M. Yani Marjas, Amd. selaku Wakil Ketua Dewan Da’wah Lampung dalam mensinergikan seluruh kabupaten-kota untuk membentuk pengurus-pengurus baru, termasuk ketua-ketua bidang, dan bidang Muslimat.
Meminjam istilah Darwis “Berbahagialah kita semua yang hidup di jalan dakwah. Kita wajib bersyukur kepada Allah karena ditakdirkan menjadi bagian dari dakwah itu sendiri”.