Selasa (11/9) bertepatan dengan tanggal 1 Muharram yang merupakan hari pertama di tahun Hijriah 1440. Pergantian tahun ini menjadi fenomena baru bagi peringatan pergantian tahun. Jika di tahun-tahun sebelumnya pergantian tahun Masehi setiap 1 Januari selalu dimeriahkan dengan acara-acara yang menghibur, kini masyarakat muslim mulai beralih ke pergantian tahun Hijriah dengan mengadakan berbagai acara yang menarik perhatian yang mengingatkan tentang keislaman.
Lomba anak-anak merupakan acara yang dipilih oleh ibu-ibu jamaah Majlis Ta’lim Al Fahd, Desa Margataqwa, Lampung Selatan. Majelis taklim ini merupakan binaan Muslimat DD Lampung. Dengan menyertakan 55 anak, peserta dibagi menjadi 4 kategori, yaitu usia TK, usia SD kelas 1-3, usia SD 4-6, dan usia SMP. Disepakati 5 macam lomba yang diadakan yaitu menyusun huruf hijaiyah, hafalan doa sebelum/sesudah makan, hafalan surat pendek, cerdas cermat, dan lomba adzan.
Dalam pembukaan acara lomba, Muslimat DD Lampung yang diwakili oleh Ibu Dra. Nurul Qomari (Kasie UMKM Muslimat) turut memberikan sambutan. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan permohonan maap dari Ketua Muslimat yang tidak dapat hadir karena menghadiri acara lainnya pada waktu yang bersamaan. Ibu Nurul juga menyampaikan harapan-harapan agar di tahun yang baru ini setiap yang hadir dapat menjadi sosok muslim yang lebih baik lagi.
Acara lomba ini didukung oleh Lazis DD Lampung. Selain membantu penyediaan bingkisan-bingkisan hadiah untuk pemenang lomba, para relawan Lazis juga membantu pelaksanaan lomba dengan menjadi juri dan menyampaikan soal-soal cerdas cermat. Dalam sambutannya, Lazis yang diwakili oleh Relawan Ridho mengharapkan agar di tahun yang akan datang anak-anak yang mereka bina selama ini dapat merasakan ketertarikan yang lebih terhadap kegiatan-kegiatan yang Islami.
Pembinaan jamaah di Margataqwa ini telah dilakukan hampir selama 2,5 tahun sejak 2 April 2016. Daerah ini merupakan daerah yang rawan pemurtadan sejak bertahun-tahun yang lalu. Karena itu, Dewan Dakwah segera menanggapi keluhan masyarakat di daerah ini dengan mengadakan pendekatan, pembinaan keislaman, dan pembangunan sarana ibadah berupa sebuah masjid. Diharapkan keislaman mereka bisa semakin kokoh menghadapi gempuran pemurtadan yang berada di sekitar mereka.
Serangan pemurtadan ini bukan hanya ditujukan kepada para orang tua, tetapi juga kepada anak-anak di wilayah ini. Dengan memberikan hadiah-hadiah, para pembawa misi pemurtadan ini berusaha menarik perhatian anak-anak untuk lebih suka datang ke tempat ibadah mereka.
Belum lagi dengan target pemurtadan anak-anak remaja yang telah menyelesaikan sekolah menengahnya. Mereka diiming-imingi dengan sekolah tinggi gratis di luar daerah. Anak remaja dan orang tua yang belum memahami taktik pemurtadan mereka, menerima tawaran ini dengan senang hati. Bak kejatuhan rembulan, mereka terima tawaran sekolah tinggi gratis ini tanpa berpikir panjang lagi. Mereka yang sudah diberangkatkan akhirnya bukan hanya tertipu dengan kewajiban bayar biaya sekolah, tapi juga kewajiban mengganti aqidah mereka. Sebuah pemurtadan dengan cara yang halus.
Kondisi inilah yang membuat ibu-ibu jamaah MT. Al Fahd berinisiatif mengadakan acara lomba anak-anak. Acara sederhana yang dibuka oleh Pak Wawan, Ketua Takmir Masjid Al Fahd ini menjadi sesuatu yang menghibur bagi seluruh yang hadir. Dengan harapan agar anak-anak kembali tertarik untuk datang ke masjid.
Acara setengah hari inipun ditutup dengan santap siang bersama dengan menu utama sayur asem dan ikan asin yang disediakan oleh ibu-ibu jamaah MT. Al Fahd. Semoga kebersamaan ini dapat memperkokoh ukhuwah yang telah terjalin selama ini untuk menolak misi-misi pemurtadan.