“Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda, ‘Alangkah baiknya engkau sebagai sebuah negeri dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu.” (HR Ibnu Hibban).
Kita punya asal usul, salah satunya kampung dimana dilahirkan. Coba lihat KTP , disitu tertera dimana kita berasal. Merindukan kampung halaman adalah fitrah insaniyah, sangat alami. Disna ada keluarga besar kita dan tentu orang tua kita.
Tapi taqdir, membawa kita. Kata orang, “kadang manusia kabur kanginan”. Perjalanan hidup terbawa cita cita, bergeser dari tanah kelahiran. Tak mengapa, me,ang begitulah hidup harus dinamis.
Tapi jika memang memungkinkan pulang kampung, dalam makna pulang membangun daerahnya, syukur bisa tinggal dikawasan kelahiran dengan ikut serta merubah masyarakat, maka kemuliaan akan bisa diraih.
Sulitkah itu? Ya, diawal. Yang muda lebih mudah tentunya, karena beban hidup belumlah berat dan banyak. Rasulullah merindukan Makkah sebagai kampung halaman untuk kembali. Sayapun demikian, menyimpan keinginanaa ini. Mari kita wujudkan itu, sedikit demi sedikit.
Beberapa hari kedepan, 121 duat mewujudkan misi Dai Pulang Kampung. Semoga betah dan menginspirasi masyarakat. Jangat lihat hasilnya sekarang, tapi biarkan tumbuh dan manfaatnya untuk banyak orang, disaatà masa yang akan datang.