اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون
“Ya Allah berikanlah petunjuk kepada kaumku karena sesungguhnya mereka belum mengerti”. [HR. Al-Baihaqi di dalam Syu’ab al-iman]
Hikmah, mauidhah hasanah, mujadalah billati hiya ahsan dalam surat An-Nahl 125 telah memberikan dorongann bagaimana selayaknya seorang dai menggunakan berbagai cara dalam melakukan dakwah. Cara cara tersebut ditempuh agar tujuan dakwah, mengubah kondisi obyak dapat membuahkan hasil. Baik hasil yang berdimensi kwalitas maupun kwantitasnya.
Secara kwalitas, bertambah yakin menjalankan perintah agama. Obyek dakwah atau mad’u merasa perlu memperbaiki dirinya dengan kesadarannya. Bukan karena keterpaksaan dan sungkan. Bahkan, mereka semakin rajin menambah ilmu, terlibat dalam majlis pengajian, bahkan menjadi penyelenggaranya. Kesadaranya dalam hal keimanan juga mendorongya untuk memperbaiki kwalitas ibadahnya, hubungan dengan Allah semakin dekat dan erat.
Sementara secara kwantitas, obyek dakwah juga ikut serta dalam amal amal dakwah, melibatkan dirinya menjadi voluntier dakwah, memasyarakatkan dakwah dilapangan. Menggerakakkan jumlah jamaah Sholat di Masjid, ikut bertanggung jawab dalam peran peran dakwah.
Dua potensin kwalitas dan kwantitas harus terus dijaga, karena gerakan yang merusak juga lebih progresif melakukan berbagai upayanya. Tujuanya menutup dan membalikkan orang orang yang telah mendapatkan hidayah. Doa Rasul diatas menyiratkan bagaimana beratnya dan tantangan dakwah yang harus dihadapi oleh gerakan dakwah.
Gerakan penyelamatan perlu memperkuat personal dan kelembagaan, serta jaringanya. Komando dakwah musti diperkuat, dengan memperkuat pembinaan pribadi sebagai soko guru pembinaan masyarakat menuju jamaah yang kuat akidah, ibadah, akhlak dan persaudaraannya.
Diluar sana, masih banyak manusia yang sedang menunggu sentuhan dakwah. Mereka sadar, dakwah adalah cara tercepat memperoleh hidayah dan pembinaan pribadinya. Karena dakwah adalah ibarat air bagi kehidupan. Jangan pernah berhenti memperbaiki diri agar tidak masuk dalam katogori kaum yang tak tahu. Demikian juga, jangan pernah berhenti mendidik masyarakat agar mereka semakin tau.
Agama ini mendorong kita untuk selalu optimis dalam perjuangan, sebagaimana optimisnya para nabi dan rasul, sahabat dan pengikitnya yang taat. Mengapa? Karena masih banyak warga yang belum mengerti hakekat dan syariat pesan-pesan Islan tentang inti ajaran “Siapa Tuhanya, Siapa Rasulnya dan Apa agamanya”.
Ayo berdakwah, mumpung nyawa masih dikandung badan! Jangan sampai ketinggalan.