مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا. وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا.
‘Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.’ [Shahih Muslim al-ilmu :2674]
Dalam kamus, arti dari dakwah adalah mengajak. Mengajak dalam kebaikan atau dalam keburukan. Dua kutub yang berlawanan dan tentu berbeda secara tujuan, mengambil posisi yang strategis untuk mewujudkan perubahan. Jika manusia pada hakekatnya mengajak kepada kebaikan, maka setan sebaliknya, mengajak untuk melaksanakan kejahatan.
Setiap ajakan memiliki konsekwensinya masing-masing. Pengikut, pemuja, penjaga, penyebar dan berbagai hal yang menarik menjadi akibatnya. Saat dakwah dilakukan dan dikembangkan untul mewujudkan perubahan ke arah yang baik, maka sang pelaku dakwah akan mendapatkan pahala dari para pengikutnya. Demikian juga pelaku kejahan, ia akan mendapatkan kejahatan pulan dari para pengikutnya.
Dengan makna yang jelas ini, pendakwah adalah orang diikuti setiap amalnya, maka sejatinya dakwah ini sendiri telah dilakukan oleh setiap orang sadar ataupun tidak dalam makna yangvluas. Maka mengapa, dalam banyak kesempatan Rasul membimbingkan kita diawali dengan niat. Bahwa kebaikan dan keburukan tergantung dengan niat sebagai titik tumpunya.
Dengan demikian, alangkah bahagianya bagi yang berniat dan melakukan suatu kebajikan. Ia akan diikuti oleh masyarakatnya, karena setiap orang memiliki keinginan untuk menjadi baik. Balasan dan keberkahan atas perilakunya menjadi sumber pahala. Perilaku baik tersebut tidak saja yang di ucapkan, tetapi meliputi berbagai tingkah lakunya.
Tapi sebaliknya, orang orang yang melakukan kejahatan dan kemudian diikuti oleh orang banyak, maka sang pelaku mendapatkan balasan yang jelek pula. Maka bagaimana dengan nasib para tokoh kejahatan yang selalu membanggakan dirinya, yang justru menampilkan hal yang tidak patut dihadapan khalayak. Semoga segera sadar dan berhijrah, berhenti dan tak mengulangi, menyesal dan bertaubat. Karena jangankan menanggung dosa orang banyak, menaggung dosa sendiri pun amat berat.
Pilih dan lakukan aktivitas yang terbaik dalam kehidupan. Agar pantulannya kuat dan jelas. Ibarat cermin, obyek dakwah bisa dimaknai sebagai cermin yang menyimpan seluruh gambar orang. Cermin yang rusak akan membuat gambar rusak dan tidak menarik. Yang bercermin bisa murka, tidak puas terhadap gambarnya sendiri. Begitulah dakwah ini difahami dengan stimulus hadist diatas.
Ingat, masyarakat bercermin dari tokoh perubahan, dai namanya. Dakwah adalah cara termudah meraih pahala. Lakukan semampunya, karena cermin yang kexil sekalipun akan tetap menyimpan gambar!