Menyelaraskan Ikhtiar Menolak Corona
oleh : Dr. Jeje Zaenudin
Dengan iman kita dibimbing meyakini bahwa segala yang menimpa karena ketetapan Allah sehingga jiwa kitatg menjadi tenang dalam tawakkal.
Iman kita juga membimbing agar kita tidak menceburkan diri kepada kebinasaan. Melainkan wajib berikhtiar menghindari bencana.
Iman kita juga mengajari bahwa ikhtiar itu secara fisik dan spiritual. Sebaik-baik ikhtiar dengan fisik adalah menjauhi segala sebab penyakit dan sarana penyebarannya. Ikhtiar batin adalah bermunajat kepada Rab pemilik jiwa dan penyakit dengan doa-doa yang disyariatkanNya.
Ikhtiar fisik dan batin kita tentu wajib sejalan, tidak saling bertentangan.
Diriwayatkan secara sahih oleh para ulama bahwa sekitar tahun 749 atau 794 H. Di Damaskus Suriah terjadi wabah Thaun, lalu sebagian para ulamanya berijtihad untuk mengadakan doa tolak bala atau istighotsah secara berjamaah di lapangan. Maka berkumpulah para penguasa, sebagian ulama, dan masyarakat umum yang sangat banyak. Maka setelah hari doa bersama itu korban thaun malah bertambah banyak berlipat ganda.
Kejadian serupa terulang pada tahun 833 H. Terjadi wabah thaun yang parah di Qoiro Mesir. Sebagian ulama dan sultan serta masyarakat awam yang banyak berkumpul di lapangan setelah sebelummya berpuasa tiga hari berturut turut sebagai upaya penyucian diri agar doa lebih mustajab.
Setelah penyelenggaraan doa bersama itu, pada bulan berikut nya yang meninggal setiap harinya bertambah banyak, yaitu menjadi seribu orang perhari padahal sebelumnya hanya empat puluh orang meninggal perhari.
Kejadian itu persisnya pada tanggal 4 Jumadil Ula 833 Hijriyah.
Apakah doa para ulama dan orang-orang saleh itu tidak terkabul? Tentu saja Allah mengabulkannya dengan cara Nya yang Maha Tahu. Tetapi ketika iman dan doa tidak sejalan dengan ikhtiar lahir, Allah mengabulkan sebaliknya yang sejalan Ilmu, Hikmah, dan KeadilanNya.
Sebab itu sebagian ulama membid’ahkan berdoa dengan berkumpul beramai ramai untuk menolak bala yang berupa Wabah atau Thaun. Karena hal itu justru mempercepat dan memperluas penyebarannya.
(Sumber : Badzlul Màun fî Fadhli Tha’un, Karya Imam Ibnu Hajar Al Ashqalani. Hlm. 328 sd 330).
Semoga kita diberi kesabaran ketawakalan, doa, dan ikhtiar yang sejalan dengan taqdir syariat-Nya.
“Ya Allah lindungilah kami semua dari penyakit baros, penyakit gangguan akal, penyakit lepra, dan penyakit-penyakit buruk lainnya!
Wahai Rab kami, kami menyadari banyak berbuat zalim, sekiranya Engkau tidak mengampuni dosa kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami menjadi orang orang yang rugi.”
Amiin.
Bekasi, 22 Maret 2020.
Al Faqir,
Jeje Zaenudin