وَتَرَى ٱلْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ ۚ صُنْعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ ۚ إِنَّهُۥ خَبِيرٌۢ بِمَا تَفْعَلُونَ
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. an-Naml, 88)
Insaniyat (manusia) , hayawanaat (hewan) , malaikat, syayathiin, syajaraat (tumbuhan) , samawat wa ard, serta jamadaat (benda padat) makhluk Allah di alam ini. Semuanya hidup menurut alamnya masing-masing, bergerak mengikuti gaya yang telah ditentukan Allah, juga kehidupan lempeng jamadaat.
Kehidupannya ada yang memberikan keuntungan secara langsung, namun juga dianggap memberikan kerugian. Maha suci Allah dengan segala taqdir yang telah dikehendaki-Nya. Manusia hanya bisa menerima, mengambil manfaat dan pelajaran. Semuanya pasti ada manfaat, walaupun harus berproses melalui musibah.
Benar kata Al-Qur’an, gunung pun hidup dialamnya. Bergerak, bersenggolan dan menghasilkan getaran yang dapat merepotkan kehidupan alam. Kerusakan! Bangunan roboh, gelap dan korban berjatuhan.
Lempeng tektonik, teori baru tentang jamadaat yang patah, bergesekan dan menimbulkan getaran. Gedung ambruk! Tangisan berderet sampai penjuru dunia. Saling bantu dalam sepi berupa doa, juga materi yang dikumpulkan.
Turki dan Suriah, menerima ujian gempa sebagaimana kawasan yang lainya. Menimbulkan korban jiwa dan fisik, juga pikiran tentang masa depan. Gempa itu makhluk Allah, pelajaran tentang eksistensi kuasa sebagai Rabbu al-Alamiin.
Lempeng batuan itu mati menurut mata dhuhur manusia, tapi ia hidup dalam alamnya. Ia digerakkan oleh Allah sebagai konsekuensi makhluk hidup yang hanya tunduk dan patuh kepada kehendak-Nya.
Benturan itu mengubah struktur kehidupan. Pada aspek materialnya berupa gesekan fisik, namun juga perubahan pada alur jiwa manusia. Tumbuh jiwa kasihan, kepedulian, doa dan saling menolong.
Berhenti sejenak jiwa permusuhan dan agenda hasad dalam jiwa. Berubah kepedulian untuk membantu sesama.
Turki dan Suriah, dua entitas negeri yang sedang terkoyak, oleh taqdir yang maha kuasa. Sebagai pelajaran dan rasa cinta.
Ya Allah, ampunilah mereka, berikan kesabaran dan gantilah dengan yang lebih baik lagi. Mungkin lama, dan itupun perlu kesabaran dari mereka dan semua pihak.
Pinggiran Jkt, 7/2/23
Sumber : Catatan Ust. Ahmad Misbahul Anam