قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “استعينوا على قضاء (انجاح) حوائجكم بالكتمان فإن كل ذي نعمة محسود”
Rasulullah bersabda, “Berhati- hatilah dalam mewujudkan (mensukseskan) rencanamu dengan teliti, karena bagi setiap nikmat (selalu) ada yang tidak suka”. (HR. At-Thabrani, Al-Baihaqi, Abi Hatim-munkar, ibn al-Jauzi mendhaidkan. Syeikh Al-Bani menshahihkan dalam as-Silsilah (3/436) dan Shahih al-Jami’ (943)
“Yang ku mau, belum tentu kau mau”, begitulah kehidupan sosial berproses. Niat baik saja tidak cukup, perlu mengetahui atau memahami apa yang ada dipikiran orang diluar kita.
Tapi juga jangan mudah baper, dikit-dikit bawa perasaan, karena memikirkan orang lain. Takut ini, takut itu, ndak enak dan lain sebagainya. Ada saatnya, jika segalanya atau sebagian yang kita pikirkan sesuai dengan kebenaran ataupun kaidah urf kebiasaan, jalankan saja.
Ada resiko? Pasti. Hidup itu selalu berhadapan dengan resiko, walaupun tetap bisa dikelola dengan pelan dan kepala dingin. Seruwet apapun memang harus tetap terkontrol.
Stimulus lingkungan yang membuat seorang pengemban dakwah emosi dan lepas kontrol harus dijaga. Bisa jadi anggapan kesuksesan diluar diri personal dakwah, malah ditanggapi dengan keliru berupa semangat ingin mengalahkan.
Atau boleh jadi, karena melihat kesuksesan orang lain, malah membuat diri minder dan malah tidak mampu memberikan apresiasi terhadap karya nyata yang telah dirintis serta masih mewujud sampai kini.
Memang perlu kekuatan untuk berada antara keinginan dan penjagaan visi perjuangan yang ideal. Jangan semuanya di ‘umbar’ dalam pengetahuan banyak orang.
Harus tetap ada yang disimpan, bukan karena pelit. Tapi karena aspek strategis saja, nanti pada waktunya. Sedikit bicara, banyak mikir dan kerja, kata banyak motivator.
Ingat, kadang diluar diri tidak saja berkumpul orang yang suka kepada kebaikan kita, tapi juga menyatu orang yang malah benci dengan ungkapan kita.
Pada waktu tertentu perlu konsolidasi internal, saat euforia sosial politik marak di mana-mana. Gerakan dakwah perlu berhenti sejenak, melihat ulang potensi kekurangan, kelebihan, kesempatan dan kekuatan.
Susun ulang rencana dakwah kedepan, tak usah selalu silau dengan kerja orang. Memang perlu belajar dari orang lain, tapi jangan terlalu ‘di banding-banding ke’ dengan emosional.
Simpan dengan kuat visi strategis, jangan diumbar semuanya. Para pengintip selalu pasang mata, telinga dan analisa. Ojo kesusu!
Kramat45, 19/1/23
Sumber : Catatan Ust. Ahmad Misbahul Anam