Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, Fatih Madini (20 tahun), menjadi salah satu pemateri pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Abdurrab Riau, Pekanbaru (04/10/22). Di hadapan lebih dari 800 mahasiswa baru, Fatih Madini mengangkat tema “Berkarya dan Beradab di Usia Muda”.
“Karya tidak akan dihasilkan tanpa ada semangat menuntut ilmu dan menghidupkan segala aktivitas keilmuan. Tapi karya tidak akan bermanfaat kalau pemiliknya tidak beradab,” ujar Imad, panggilan Fatih Madini.
Mahasiswa Jurnalistik dan Pemikiran Islam itu pun menjabarkan beberapa kiat menghidupkan semangat menuntut ilmu agar bisa berkarya.
“Setidaknya ada empat: (1) Memahami kemuliaan dan urgensi ilmu beserta tradisinya dalam Islam, (2) Menelaah sejarah kegemilangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam (dari masa Nabi sampai di Nusantara), (3) Mengikis penyakit sekolahisme dan linierisme (4) mendudukkan aktivisme dan intelektualisme secara adil,” paparnya.
Imad memberikan gambaran ketidakberadaban di beberapa aspek. Karena objeknya mahasiswa, ranah pendidikan pun menjadi titik fokusnya.
Menurut Fatih Madini, setidaknya ada lima ketidakberadaban dalam ranah pendidikan, khususnya kampus: (1) mengutamakan ilmu ketimbang adab, (2) salah tujuan, (3) terpapar ilmu-ilmu yang salah atau sesat, (4) tidak tahu prioritas ilmu antara fardhu ‘ain dan fardhu kifayah, (5) meragukan otoritas pakar, ulama.
“Kelima hal inilah yang mesti kita jadikan bahan renungan dan evaluasi,” kata Fatih Madini, dalam forum yang juga dihadiri oleh pimpinan dan dosen Universitas Abdurrab.
Di sisi lain, ia juga menyampaikan kiat menjadi orang beradab, beruntungnya menjadi orang beradab, khususnya di era disrupsi ini. “Penanaman adab itu berkaitan dengan nilai atau yang sekarang orang bilang dengan soft skill. Sementara di era disrupsi, ada empat soft skill wajib bagi anak muda: critical thinking, creativity, communication, dan collaboration,” ujarnya.
Intinya, Fatih Madini menyimpulkan bahwa setiap mahasiswa mesti rajin menuntut ilmu dan menghidupkan segala aktivitas keilmuan, sesuai dengan kapasitas akalnya masing-masing.
“Tapi jangan berhenti sampai di situ, jadilah manusia beradab, jangan sampai lima kebiadaban dalam dunia pendidikan masih terjadi dalam diri kita. Dengan begitu, setiap ilmu dan karya yang dihasilkan oleh anak-anak muda yang rajin tadi bisa membawa banyak manfaat, bukan malapetaka bagi umat dan bangsa kita,” lanjutnya.
Berkaitan dengan tema berkarya, sebelum ditutup, Imad juga membahas sedikit terkait alasannya dalam konsisten menulis, kiat-kiat serta beberapa motivasi dalam menulis. Tentu saja harapannya semoga skill komunikasi satu ini bisa menular kepada mereka semua.
Disamping mengisi mahasiswa baru, Imad juga menyampaikan ceramah kepada para pelajar/santri tingkat SMP dan SMA Abdurrab (Abdurrab Islamic School).
Fatih Madini telah menulis tiga buku: (1) Mewujudkan Insan dan Peradaban Mulia (2) Reformasi Pemikiran Pendidikan Kita, (3) Solusi Kekacauan Ilmu.
Buku pertamanya terbit ketika berusia 16 tahun. Tahun 2018, buku ini pernah dipresentasikan di forum Saturday Night Lecture Prof Wan Mohd Nor Wan Daud di Center for Advanced Studies on Islam Science and Civilization UNIVERSITY TEKNOLOGI MALAYSIA (CASIS-UTM), Kuala Lumpur.
Kini, selain menjalani kuliah di kelas Jurnalistik dan Pemikiran Islam STID Mohammad Natsir, Imad juga menjadi guru di Pesantren At-Taqwa Depok. (https://jernih.co/potpourri/beradab-dan-berkarya-di-usia-belia/).
Adapun Universitas Abdurrab adalah salah satu kampus yang cukup dikenal di Pekanbaru Riau. Yang terkenal adalah Prodi Kedokteran, Farmasi, Keperawatan dan Kebidanan. Profilnya dapat dilihat di tautan berikut: https://univrab.ac.id