شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. Asy-Syura, 13)
Hilang tumbuh, musim berganti. Begitulah kehidupan ini berproses, sekita 7000 tahun, -kata para ahli- manusia mendiami bumi. Mungkin juga lebih lama dari yang diprediksi, karena kita tak pernah tahu pasti. Yang jelas, manusia sudah berganti generasi. Kemaksiatan dan ketaatan juga demikian, berganti, saling mengalahkan.
Dalam dakwah, juru dakwah juga silih berganti. Dari naboyullah Adam hingga Rasulullah, melalui berbagai situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Nabiyullah Nuh juru dakwah yang mengingatkan nilai tauhid kepada ummatnya. Kisah bagaimana beliau membina masyarakat terekam dalam surat Nuh dan beberapa ayat yang lainya. Masa tugasnya sangat lama, sebagaimana umurnya. Ada yang mendengar dan mengikutinya, ada pula yang menjauhkan diri dirinya.
Dilanjutkan oleh Nabiyullah Ibrahim, Musa, Isa dengan kisah dakwah yang sangat heroik dan mengesankan. Mereka orang-orang pilihan dalam menjalankan tugas dakwah ini. Pengorbanannya sangat tinggi kepada dakwah, didukung keluarga dsn anak-anaknya. Semunya terlibat menanggung beban dakwah yang penuh resiko. Berpisah, bertemu dalam suasana yang tidak menentu.
Pergantian generasi dakwah, menunjukkan bagaimana tugas berat dakwah ini harus diselesaikan. Perlu banyak generasi untuk terlibat secara serius. Tugas menyadarkan dan membina warga ternyata bukan urusan ringan. Yang disadarkan manusia-manusia yang memiliki akal dan fikiran, serta nafsu yang kuat.
Pembinaan tidak hanya pada pertemuan langsung, face to face, tapi juga diluar itu. Nabi Nuh menyiapkan generasi yang akan melahirkan anak-anak yang lebih siap menerima dakwah. Begitu juga, Nabi Ibrahim membina masyarakat untuk hari yang akan datang. Demikian juga Nabi Musa dan Nabi Isa alaihimussalam, mendidik generasi Rabbani yang lebih bagus dari sebelumnya.
Ummat manusia generasi dimana Rasulullah dikirimkan, menjadi umat terakhir. Beban berat agama ini bagi masyarakat musyrik menerimanya. Mengapa? Karena misi seluruh Nabi adalah menghilangkan kesyirikan dan mengajak manusia kepada tauhid. Meng-Esakan niat, amal, ibadah hanya kepada Allah. Allah sebagai tujuan hidup.
Melihat kenyataan ini, jika para juru dakwah merasa berat dengan tugas ini, memang begitulah sunnatullahnya. Toh beban berat itu harus dijalankan, jangan ditinggalkan untuk ikut terlibat. Tapi jangan lelah dan melemah dalam tugas dakwah yang boleh jadi tidak diminati untuk didengar oleh warga. Allah akan menyampaikan pesan dan usaha tersebut, jika kita juga bersungguh-sungguh.
Dan jika tugas dakwah ini masih juga terasa berat untuk diikuti, mungkin generasi yang akan datang yang akan melanjutkan. Jangan merasa tugas dakwah harus kita sendiri yang memberesinya. Berbagilah, ajak banyak orang untuk ikut serta. Sebagai pelaksana ataupun pendukungnya.