Sementara itu Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah, Amlir Syaifa Yasin, M.A dalam sambutannya menjelaskan bahwa Dewan Da’wah sejak pertama kali didirikan oleh Pak Natsir dan Kawan-kawan sengaja memilih program pengabdian da’wah pedalaman sebagai jalan perjuangan membangun negeri ini.
“Pak Natsir berpesan, kita kerjakan apa yang orang lain belum kerjakan. Saat itu, setelah pecahnya peristiwa Gestapu, kondisi sangat mencekam. Bahkan, sebagian ekses PKI ada yang masuk ke pesantren dan tengah-tengah masyarakat. Sebagian ada yang masuk ke agama Kristen,” kata Amlir.
Visi Dewan Dakwah, lanjut dia, adalah membangun kehidupan bangsa Indonesia yang islami berupa menanamkan aqidah yang bersumber dari Aqidah Islamiyah. Hal ini sangat fundamental difahamkan oleh seorang da’i sehingga tidak muncul gerakan sesat, animisme, dinamisme, sempalan, dan klenik.
“Masalah-masalah umat kita yang paling rentan adalah daerah perbatasan, terasing dan terisolir karena pemahaman-pemahaman agama yang tidak memadai dan merebaknya ajaran-ajaran sempalan secara sistemik,” paparnya.
Heri Syafril Direktur Keuangan Bank Muamalat & Direktur Supervisi Baitul Maal Mualamat berharap, para da’i yang ditugaskan dapat mengedukasi masyarakat tentang muamalah terkait ekonomi syariah. Fungsi masjid di tempat da’i ditugaskan, kata Hery, harus berdimensi pembangunan umat dan peradaban Islam dari sisi ekonomi.
“Insya Allah kami terus mendukung perjuangan dakwah dalam kondisi apapun demi tegaknya izzul Islam wal muslimiin. Kita terus membersamai perjuangan dan kemenangan umat Islam Indonesia,” ungkapnya. Kegiatan pelepasan dan mukafaah (jaminan hidup) da’i Dewan Dakwah tahun ini didukung oleh Baitul Maal Muamalat (BMM) dan sejumlah donatur tetap LAZNAS Dewan Dakwah.