Oleh sebab itu, tidak semua orang dapat menjadi politisi bervisi akhirat , mereka adalah orang-orang yang ingin mengabdikan hidup dan matinya dalam perjuangan politik demi tegaknya nilai-nilai ilahiah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bukan berarti politisi bervisi akhirat tidak luput dari kesalahan, sebagai manusia tentunya tidak ada yang sempurna. Oleh sebab itu, Politisi bervisi akhirat harus memproteksi dirinya dari kesalahan sekecil apapun karena dalam dunia politik kesalahan sekecil apapun akan dijadikan “amunisi” serangan dari lawan-lawan politik. Dalam politik konvensional permainan persepsi dan opini sangat canggih dilakukan.
Misalnya saja, kegiatan atau tempat-tempat yang dapat menjadi sumber fitnah harus dihindari, prilaku dan tutur kata yang tidak baik harus ditahan walaupun dalam keadaan emosional. Meminta perlindungan kepada Allah SWT. haruslah dilakukan secara ekstra, memperbanyak doa dan zikir di setiap waktu dapat menjadi proteksi dini untuk memohon perlindungan Allah SWT dari segala macam keburukan yang mengintai politisi bervisi akhirat.
Salah satu faktor penting bagi politisi bervisi akhirat adalah mujahadah (bersunguh-sungguh) dalam usaha untuk menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs) untuk mengikis rasa kesombongan atau prilaku semena-mena apalagi ketika menjabat.
Sebagai contoh terbaik dalam mujahadah tazkiyatun nafs ini adalah kisah Allahyarham Nik Abdul Aziz Nik Mat seorang Menteri Besar (Gubernur) Negeri Kelantan, Malaysia dari Parti Islam se-Malaysia (PAS).
Beberapa kali tamu yang datang ke kediaman beliau sering terkaget kaget dengan sikap dan prilaku beliau, pernah seorang pecinta beliau menyempatkan diri menginap di masjid sebelah rumahnya, ketika bangun menjelang subuh, si tamu tadi terkaget melihat seorang bapak tua sedang menyikat kamar mandi masjid dengan berjongkok jongkok tanpa rasa lelah.
Ketika tamu tadi menyadari bahwa bapak tua itu adalah Nik Abdul Aziz Nik Mat maka ditanyakan maksud perbuatan tersebut yang tentunya bisa diperintahkan kepada pegawai masjid, dengan spontan beliau menjawab bahwa perbuatan itu dilakukan sebagai terapi untuk menghalau benih kesombongan dari jabatannya sebagai menteri besar negeri Kelantan.
Dengan kaderisasi dan penugasan yang sistematis maka politisi bervisi akhirat akan dapat menjadi harapan bagi perubahan keadaan di negara kita yang kita cintai ini. Kurikulum disusun dengan penekanan pada materi materi yang membangun gairah perjuangan berdasarkan ketauhidan kepada Allah SWT serta tazkiyatun nafs sebagai “bemper” pengaman terhadap godaan dunia yang sangat kuat di dunia politik.
Usaha mencetak kader-kader politisi bervisi akhirat akan memakan waktu yang panjang dan butuh ketekunan kuat karena tidak mudah menemukan orang-orang yang mau direkrut untuk menjadi politisi bervisi akhirat di tengah derasnya arus materialisme dan pragmatisme dalam kehidupan politik kita.
Semua kekuatan umat perlu bersinergi untuk menyediakan kader-kader terbaiknya untuk mencetak generasi politisi bervisi akhirat ini. Indonesia sedang darurat akan kebutuhan politisi bervisi akhirat untuk memperbaiki keadaan bangsa ini. Semoga Allah SWT memudahkan perjuangan mencetak politisi bervisi akhirat ini. Amiin ya Rabbal Alamin. Wallahu’alam Bishawwab.
Taufik Hidayat
Kabid Polhukam Dewan Da’wah