ذَٰلِكَ ٱلَّذِى يُبَشِّرُ ٱللَّهُ عِبَادَهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ۗ قُل لَّآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا ٱلْمَوَدَّةَ فِى ٱلْقُرْبَىٰ ۗ وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُۥ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. QS. Asy-Syura : 23)
Kerja juru dakwah adalah menghadirkan kegembiraan ditengah ummat, dan juga mengusahakan umat semangat dalam melakukan amal sholeh. Maka sejatinya, aktivitas dai adalah pekerjaan yang sebenarnya dirindukan oleh setiap orang. Bahagia dan amal yang baik, cita cita seluruh manusia yang berakal dan beriman.
Kebahagiaan itu manakal terwujud kasih sayang diantara ummat. Maka saat dicaci dan dimaki, sang dai tidak perlu memberikan respon yang berlebihan, apalagi jika hanya yang sifatnya pribadi. Sang dai baru menaggapai jika yang dinista adalah syariat Allah. Tukang sihir, gila adalah beberapa sindiran kaum Qurais Kafir kepada Rasulullah, beliau menanggapinya hanya dengan doa, “Ya Allah berilah petunjuk kepada umatku, karena mereka tidak tahu”.
Kehadiran dai dilapangan adalah bentuk kasih sayang. Bahkan kasih sayang kepada umat, sejatinya sudah ditanamkan sejak seseorang bersiap dan bercita-cita menjadi juru dakwah. Direalisasikan niatnya itu dengan cara bertekun diri mempelajari ilmu-ilmu agama. Ayat-ayat alQuran dihafal, sampai laut diseberangi, gunung didaki, udara dilewati. Tak kurang jutaan dana dihabiskan, demi membiayai idealisme perjuangan.
Bisa difahami, mengapa banyak juru dakwah menikah ditempat pembinaannya, salah satunya adalah keinginan mewujudkan kasih sayang yang erat dengan umat. Dari Ibnu ‘Abbas, bahwa dia pernah ditanya tentang firman Allah, “(إلا المودة في القربى) Kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”; kemudian Sa’id bin Jabir berkata: (القربى) yakni Ahlul bait Nabi Muhammad. Maka Ibnu Abbas berkata: “Kamu terlalu terburu-buru berpendapat, sesungguhnya Nabi Muhammad memiliki hubungan kekerabatan dengan seluruh suku dalam kabilah Quraisy; sehingga maknanya adalah, kecuali hanya agar kalian menyambung hubungan kekerabatan antara diriku dengan kalian. (Shahih al-Bukhari 8/426 no. 4818, kitab tafsir surat asy-Syura bab ayat ini).
Berbahagialah wahai yang menemukan karunia dilapangan, menikah, persaudaraan yang lainya. Itu semuanya adalah wujud kasih sayang Allah, semuga Rahmat Allah itu juga masih diberikan di akhirat. Semoga! Wujudkan dakwah, karena dakwah akan memanggil Rahmat Allah.