وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”. (QS. An Naml, 16)
Jauh sebelum ulama sebagai pewaris para Nabi disebutkan oleh Rasulullah, ternyata Nabi dan Rasulpun banyak yang menyiapkan kader biologisnya sebagai pewaris. Indah kisah kisah seperti ini kita baca sebagai ummat dakwah. Siapakah dan adakah diantara keturunan kita yang juga mewarisi jiwa dakwah di keluarga.
Saat Pak Kiyai Natsir, tokoh dakwah kita baru bebas dari tahanan politik, beliau mendapatkan penghargaan dari King Faisal Khodimul Haraimain. Saat ditawari, hadiah apa yang Engkau inginkan? Jawaban sang tokoh dakwah dan negarawan yang legendaris ternyata, hadiah itu diterima dan tidak dibawa pulnag. Kata para penerusnya, “Hadiah itu ternyat akan diberikan untuk anak anak ideologisnya, bukan untuk anak biologisnya”.
Saat berkunjung ke Sibolga Sumut tahun 2015an, saya sempat mampir ke suatu masjid tempat untuk sholat maghrib dan isya dijamak. Bertemulah dengan seorang bapak yang sudah 70an tahun, takmir masjid tersebut. Beliau bertanya dari mana asal dan aktif dimana, saya sebutkan saya guru di lembaga milik Dewan Dakwah. Ia kemudian melanjutkan pembicaraan, dan malah mengajak saya ke rumahnya disamping masjid. Katanya, “Kita ngopi dulu ya?”. “Baik”, saya turuti ajakan tersebut, karena penginapan juga tidak jauh dari masjid dan rumah itu. Beliau bercerita, ditahun tahun orde lama, “jika ada tabligh akbar dilapangan san yang bicara Pak Natsir dan tokoh Masyumi”, maka semua orang datang berduyun duyun dari kampung yang jauh. Bahkan orang dari kepulauan Nias juga datang. Saya juga meliburkan menarik becak dengan kawan kawan. Rasanya puas, walau hari itu tak dapat penumpang.
Tokoh kita ini sekarang telah pergi, meninggalkan kita lama sekali 30 tahun yang lalu. Akupun juga belum pernah ketemu fisik, hanya cerita dari ayahku yang kebetulan aktifis Partai Ka’bah yang pernah cerita saat itu. Kini tokoh itu telah meninggalkan banyak pewarisnya, tersebar di berbagai daerah, instansi. Beliau meninggalkan warisan aset dakwah yang banyak.
Fiqh Dakwah, buku legendaris untuk teman dakwah, itulah bukti nyata bahwa beliau sungguh sungguh menyiapkan pewaris dakwah. Murid murid dan pengagumnya tersebar diberbagai negara. Lihatlah!!