أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, .. (QS. Ibrahim 24)
Syajaroh, pilihan nama yang tepat. Memggambarkan organisasi kejamaahan yang saling membantu antar anggotanya. Ada akar, pohon, ranting daun, kulit, getah dan serat serat yang ada didalamnya. Masing masing menempati posisinya, tetap disitu sampai pohon itu sendiri tumbang dan mati. Tak pernah ganti posisi.
Pohon dalam makna kita, ia juga mengibaratkan tentang nilai nilai yang saling terkait. Saling menjelaskan dan saling memberikan manfaat. Tak pernah protes, dan teriak teriak dan menyesal dengan posisinya. Manfaat adalah prioritasnya.
Syajaroh juga menggambarkan tentang proses pertumbuhan dari benih yang amat kecil dan tak berguna. Dipindahkan oleh angin, burung dan hewan yang memakannya. Tapi karena ia memang diicipta tidak untuk dirinya, tapi umtuk dimanfaatkan bagi makhluk yang lainya, jadilah ia tetap pada posisinya tumbuh dan berkembang.
Begitupula, Dai diciptakan. Penyuluh agama ini memang tidak hanya dicipta untuk dirinya dan juga keluarganya semata. Ia berkembang membesar untuk orang lain dan dirinya. Seperti pohon, dai selalu berusaha memberikan manfaat bagi seluruh alam. Banyak fenomena, saat sehat mereka gunakan kesehatanya untuk menyapa dan membimbing masyarakat. Saat sakit baru pulang dan tinggal dirumah, diurus keluarganya.
Menyesalkah mereka? Semoga tidak. Karena dakwah adalah kesadaran ideologis panggilan jiwa dan bisikan Yang Maha Kuasa Allah rabbu ‘alamiin. Dai yang dirindukan, saat akarnya menancab dihati ummat, dan kepalanya terkoneksi dengan Allah. Aksi sosial menjadi bukti perintah yang tertunaikan, dan aksi spiritualnya adalah bukti taqarrunya kepada Allah.
Bumi ini menjadi nyaman karena hijaunya pohon. Banjir menjadi bisa dikontrol, karena akar akar jadi sungai , menjalar lewat batang dan kemudian menguapkannya melalui daun. Begitu juga juru dakwah, mencari ilmu, mengamalkanya, mendakwahkanya. Bumi jadi tenang, karena dakwah mengajak orang menjadi sadar siapa dirinya.
Tak usah jadi pohon, tapi cukup menjadi juru dakwah saja, biar pohon tetap terjaga diposisinya. Memghijaukan bumi dan memberikan kesehatan untuk kehidupan. DAI DATANG DESA RINDANG