ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (QS. Al-‘Alaq, 1)
A-i-u, atau ا-ب-ت , huruf diejak, kata dibaca, kalimat difahami, paragraf disusun. Jadilah pasal, bait, lembar, bab dan buku. Begitulah proses terjadinya pesan. Dari pesan kemudian berubah menjadi nilai, dan dari nilai lahilah aksi, amal perbuatan.
Sunggih sangat mengesankan, perintah membaca mengantarkan manusia tidak saja jadi tahu, tapi juga mengerti siapa dirinya dan siapa Rabnya. Membaca dengan kesadaran, pastilah berbeda dengan saat membaca karena ingin kuasa. Hidup ini menjadi memiliki arti yang sejati, jika budaya baca menjadi bagian dan tuntutan kehidupan.
Perintah pertama, yang menandai diangkatnya tokoh ummat, Muhammad menjadi Rasul utusan Allah, diproklamirkan dengan tuntutan Bacalah. Bacalah dengan nama Rab-Mu, dimana Dialah yang telah menciptakan. Tugas khusus seorang juru dakwah, mengingatkan banyak orang untuk sadar, bahwa mereka diciptakan, bukan ada dengan sendirinya atau malah mengaku sebagai pencipta sesuatu dengan inovasinya.
Itulah tuga juru dakwah, tidak yang lain. Maka, tantangan sesungguhnya adalah menghadapi pikiran dan gerakan yang menyatakan bahwa bumi atau manusia adalah pusat segala sesuatu. Konsep geosentris warisan zaman Yunani, masih juga ada hingga kini. Kesombongan, ananiyah, merasa hebat, lupa diri, adigung adiguno, sak karepe dewe, adalh beberapa moral yang lahir dari akidah ini.
Agama, dengan para juru dakwahnya hadir sebagai pengingat dan penyeimbang kehidupan. Rasul tampil ke seluruh alam, menyinari Timur sampai Barat, agar mereka sadar bahwa kehidupan ini dicipta dan harus mengabdi sebagai tanda ketundukan kepada Ilahi Rabbi. Tuhannya Timur dan Barat. Maka sangatlah mengesankan peringatan dan pean dalam surat al Alaq diatas, penggalan pertamanya dijelaskan dalam Tafsir Fathul Qadir berikut,
. { اقْرَأْ } “Bacalah” Adalah kata pertama yang di wahyukan kepada”
Rasulullah muhammad, perhatikan isyarat yang terkandung didalamnya, dan susunan hurufnya : قراءة : membaca , : رقي : meninggi , رقية : mengobati, dari tiga kata ini masing-masing memilki sejumlah huruf yang sama, dan maknanya pun saling berkaitan satu sama lainnya, maka قراءة mengandung makna : pintu ilmu ( membaca ), dan itu merupakan sesuatu yang dapat meninggikan derajat seseorang, dalam ayat Allah berfirman : { يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ } : “الرفع” juga berarti “الرقي” keduanya berarti tinggi, adapun kata “الرقية” berarti pengobatan ruqyah dengan bacaan-bacaan yang diajarkan syari’at, sungguh menakjubkan al-Qur’an ini ! 4 huruf yang merupakan kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jadi, juru dakwah sejatinya pribadi yang mengantarkan manusia memperolah kabahagiaan, dengan jalan mengenali siapa dirinya dan bagaimana mereka diciptakan. Seorang guru yang melegenda KH. As’ad Humam menemukan cara baca AlQuran dengan cepat dan menamankanya “اقرء” IQRA.
Bagaimana dahsyatnya membaca, membaca ayat dan membaca kehidupan. Juru dakwah menyiapak materi dakwahnya dengan membaca ayat dan hadist nabi, mengolahnya dengan bacaan yang ia temukan dilapangan. Bacaan dialam nyata, kehidupan dirinya dan masyarakat. Dakwah diwujudkan sebagaimana pesan Tuhan, menjadi Rahmatan lil alamin, kaaffatan linnas, keseluruh penjuru dunia.
Karena membaca ayat ayat, banyak orang tersadar, bagaimana hidup akhirat jauh lebih utama dibandingkan hidup didunia. Wahai kawan dai, mari terus bekerja menyadarkan sebanyak mungkin orang, dengan seluruh sarana yang kita miliki. Jangan saling menafikan dan terlalu sibuk mengkritik kawan berdakwah.
Baca, ayo baca!. Siapkan diri dengan memahami lapangan dan pesan Rab kalian. Suarakan lebih keras pesan Allah, agar orang sadar, sambil meminta pertolongan dan kesabaran. Lebih baik berbuat, daripada mengkritik dan caci maki.