Layaknya seorang manusia, usia paruh baya adalah suatu amanah yang tak ternilai. Sebuah kepercayaan yang membuat rasa tanggung jawab itu semakin mendewasakan diri manusia tersebut.
Begitu pula untuk sebuah Dewan Dakwah Lampung. Layaknya seorang anak manusia, bertahan hidup selama 51 tahun merupakan hal yang luar biasa. Banyak terpaan badai menghadang, banyak liku-liku dakwah yang menggoda turun naiknya _ghirah_ dakwah.
Dengan berbekal tekad yang tertuang dalam 5 butir visi, Dewan Dakwah Lampung terus berusaha mengemban misinya sebagai pengawal aqidah umat, penegak syariat, perekat umat, pengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pendukung solidaritas dunia Islam.
Saya, Ansori, S.P., mulai berkiprah dalam Dewan Dakwah Lampung sejak bulan Agustus tahun 2000. Dengan warisan nilai dakwah dan aset dakwah berupa:
1. Da’i Dewan Dakwah pusat sebanyak 7 orang dan da’i Dewan Dakwah Lampung sebanyak 2 orang.
2. Organisasi dakwah dan yayasan yang pembangunannya dibantu atau disponsori oleh dan atau melalui Dewan Dakwah, antara lain Diniyyah Putri Lampung, Tumakninah Yasin di Metro, Ibnu Rusyd di Kotabumi (Lampung Utara), Daarul Hikmah di Bandar Lampung, Al Munawaroh di Tatakarya, Rumah sakit Asyifa di Bandar Jaya, dan puluhan masjid di berbagai daerah di Lampung.
Di bawah kepemimpinan Buya K.H. Nazir Hasan, dan Sekum waktu itu, K. H. Amir Saifuddin, ditetapkanlah tujuan program 4 tahunan.
Adapun draft rancangannya ditulis oleh Dr. Teguh Endaryanto, yang waktu itu beliau adalah Ketua Bidang Riset dan Pengembangan. Beberapa hal yang menjadi prioritas program adalah:
1. Melanjutkan dan meningkatkan rekrutmen da’i dan koordinasi da’i. Karena, kegiatan utama Dewan Dakwah Lampung bertumpu pada SDM para da’i, maka muncullah program Satu Da’i Satu Desa, yang sekarang diubah menjadi program Da’i Membangun Desa.
2. Menginventarisasi aset dakwah; berupa masjid, lembaga, dan aset tanah.
3. Mengusahakan sumber daya manusia yang mau mewakafkan dirinya untuk mengawal program tersebut. Untuk itu, disepakatilah tiga orang kader dakwah yang bersedia berkantor minimal satu hari dalam sepekan, yaitu K.H. M. Yani Marjas, Jasmani, S. Sos., dan saya sendiri (Ansori, S.P.).
4. Meningkatkan penggalangan dana dari para muzakki dan donatur. Dengan menggalakkan kajian majelis taklim oleh para da’i dan pengurus Dewan Dakwah bekerjasama dengan masjid-masjid.
Bersambung