JAKARTA— Sholat tahajud memiliki banyak keutamaan di dunia terutamanya di akhirat. Sangat disayangkan jika umat Nabi Muhammad SAW meninggalkan sholat tahajud.
Syekh Muhammad bin Su’ud Al-Arifi dalam bukunya “Air Mata di Ujung Malam Sebuah Kisah Potret Ibadah Malam Nabi SAW dan Salafus Shalilh” menyampaikan ada tiga kelompok orang yang meninggalkan sholat tahajud.
Pertama orang yang meninggalkan rutinitas sholat tahajudnya. Kelompok pertama ini tidak bisa mengerjakan sholat tahajud karena ada suatu halangan, seperti sakit, ketiduran, atau lainnya. Orang seperti ini dengan izin Allah SWT tetap dituliskan pahala untuknya.
“Namun mereka disunnahkan untuk mengqadha sholat tahajudnya yang tertinggal itu di siang hari tanpa melakukan witir,” katanya.
عَنْ عُمَرَ بنِ الخطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْه قَالَ: قَالَ رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسَلَّم: «مَنْ نَامَ عَنْ حِزْبِه مَنَ اللَّيلِ، أو عَنْ شَيءٍ مِنْه فَقَرَأَه ما بين صَلاةِ الفجرِ وصلاةِ الظهرِ، كُتِبَ له كأنَّما قَرأَه مَنَ اللَّيلِ»
Dari Umar bin Khattab RA ra dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tidur (dan meninggalkan) kebiasaan (sholat atau dzikir). Atau dari sebagian hizibnya, lalu dia membacanya di antara sholat Subuh dan sholat Zhuhur, maka dicatat baginya pahala seperti membacanya di malam hari.”
Syekh Muhammad bin Su’ud menuturkan seperti diriwayatkan Imam Muslim dalam Bab Sholat Musafir dari Aisyah RA, dia menuturkan bahwasanya Rasulullah SAW tidur di malam hari karena sakit atau lainnya sehingga beliau tidak sholat tahajud, maka di siang harinya beliau sholat sebanyak 12 rakaat.
Kelompok kedua, orang yang meninggalkan sholat tahajud setelah sebelumnya rutin mengerjakannya. Kelompok kedua ini sangat disayangkan karena tidak seharusnya orang-orang yang biasa mengerjakan sholat meninggalkan sholat tahajud. Karena orang seperti ini berarti berpaling dari kemuliaan dalam ibadah sholat tahajud.
قالَ لي رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا عَبْدَ اللَّهِ، لا تَكُنْ مِثْلَ فُلَانٍ كانَ يَقُومُ اللَّيْلَ، فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
Abdullah bin Amr bin al-‘Ash RA dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda kepadaku. ‘Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan, dahulunya dia sering sholat tahajud, lalu dia meninggalkannya.”
Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan, hadits ini menunjukkan disunnahkan yang melakukan kebaikan yang biasa dikerjakan secara terus-menerus tanpa mengabaikannya. Dari hadits ini juga dapat dipetik kesimpulan tentang dimakruhkannya menghentikan ibadah, walaupun ibadah itu bukan ibadah yang wajib.”
Kelompok Ketiga orang yang tidak pernah mengerjakan sholat malam sama sekali. Menurut Syekh Muhammad bin Su’ud mengatakan, tidak diragukan lagi, bahwa orang yang tidak pernah mengerjakan sholat tahajud telah mengabaikan menjalin komunikasi dengan Allah SWT.
“Bagaimana mungkin seseorang mengaku mencintai Allah, lalu ketika terbuka kesempatan baginya untuk berkhalawah (menyendiri dan bermunajat kepada Allah), dia justru menyepelekannya, bermalas-malasan dan tidur,” katanya.
Disayangkan tidak mau menunaikan sholat tahajud ini padahal sholat ini adalah sarana meminta perlindungan dan keselamatan baginya.
Menurutnya, balasan yang diterima orang yang meninggalkan sholat malam. Imam Al Bukhari berkata, “Bab Aqdu Syaithan’ ala Qafiyat ar-Ra’si Idza Lam Yushalli bi al-Lail, (Bab setan mengikat buhul pada kepala seseorang apabila dia tidak mengerjakan sholat tahajud).
Kemudian dia meriwayatkan hadits melalui sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ علَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إذَا هو نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ، فَارْقُدْ فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ، انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فإنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فإنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فأصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وإلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ.
“Setan mengikat di tengkuk kepala salah seorang dari kalian saat tidur dengan tiga ikatan. Setan menepuk pada masing-masing ikatan seraya membisilkan: ‘Malam masih panjang, tidurlah dengan nyenyak!’
Apabila dia bangun lalu berdzikir kepada Allah maka satu ikatan terlepas, bila dia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan lagi, dan bila diasholatmaka terlepaslah satu ikatan lagi, sehingga di pagi hari dia dalam keadaan penuh semangat dengan jiwa yang baik. Namun jika tidak maka dia memasuki pagi hari dengan jiwa yang kotor dan malas.”
Sebagian ulama berkata, “Bagaimana mungkin seseorang bisa selamat dari buruknya hisab, sedangkan di malam hari dia tidur dan siang hari dia bermain-main?”
Syekh Muhammad Su’ud memastikan rakaat yang sedikit dari sholat tahajud di malam hari adalah terhitung banyak. Maka dari itu bersabarlah atas itu, dan lakukanlah secara kontinu dalam mengerjakan sholat tahajud.
“Karena dengan bersabar, khusus, meminta dan merendah kepada Allah engkau akan mendapatkan keteguhan pertolongan, dan hilangnya kelelahan serta beban yang berat,” katanya.